Brasil Bisa Jadi Negara Kasus Covid-19 Tertinggi Kedua di Dunia

Kamis, 21 Mei 2020 17:00 WIB

Presiden Brasil Jair Bolsonaro berjalan setelah pernyataan media untuk mengumumkan Menteri Kesehatan yang baru, Nelson Teich, di tengah wabah penyakit virus Corona (COVID-19), di Brasilia, Brasil, 16 April 2020. [REUTERS / Adriano Machado]

TEMPO.CO, Jakarta - Brasil berisiko menjadi negara dengan kasus virus corona (Covid-19) tertinggi kedua di dunia di belakang Amerika Serikat setelah lonjakan kasus signifikan pada Rabu.

Pada Rabu, Kementerian Kesehatan Brasil melaporkan 888 kematian dan 20.000 kasus baru dalam satu hari.

Brasil kemungkinan bisa mengikuti jejak Amerika Serikat dalam jumlah kasus virus corona, di mana saat ini Rusia memiliki jumlah kasus tertinggi kedua, menurut laporan Reuters, 21 Mei 2020.

Total kematian virus corona di Brasil adalah 18.859.

Penghitungan kasus yang dikonfirmasikan Brasil sekarang mencapai 291.579, menurut Departemen Kesehatan. Pada hari Senin, Brasil menyalip Inggris menjadi negara dengan jumlah infeksi tertinggi ketiga dan mencatat rekor harian 1.179 kematian pada hari Selasa.

Advertising
Advertising

Presiden Jair Bolsonaro telah dikritik karena penanganan wabahnya, dan bagaimana meremehkan ancaman virus corona. Mantan kapten tentara sayap kanan itu telah lama mengecam langkah-langkah pembatasan sosial, dan malah mendorong pemerintah daerah membuka kembali ekonomi.

Bolsonaro juga mendukung obat malaria chloroquine digunakan sebagai obat Covid-19, meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan bahwa obat itu tidak efektif dan malah meningkatkan risiko kematian pasien.

Pada hari Rabu, Departemen Kesehatan mengeluarkan pedoman baru untuk penggunaan luas obat anti-malaria dalam kasus virus corona ringan.

Menteri Kesehatan Brasil Nelson Teich bereaksi selama konferensi pers, di tengah wabah penyakit virus corona, di Brasilia, Brasil 22 April 2020. [REUTERS / Ueslei Marcelino]

Pelaksana tugas Menteri Kesehatan Eduardo Pazuello, seorang jenderal angkatan darat yang aktif, mengesahkan protokol yang dimodifikasi setelah dua mantan menkes sebelumnya mundur karena enggan mempromosikan penggunaan chloroquine dan hydroxychloroquine.

"Kita sedang berperang. Lebih buruk daripada kekalahan adalah rasa malu karena tidak melakukan perlawanan," kicau Twitter Bolsonaro tentang keputusan pemerintah untuk mengedepankan obat-obatan tanpa bukti ilmiah efektivitasnya.

Gonzalo Vecina Neto, mantan kepala regulator kesehatan Brasil, Anvisa, menyebut langkah-langkah baru itu sebagai langkah barbar yang bisa menyebabkan banyak bahaya daripada manfaat karena efek samping obat yang berbahaya.

"(obat) Ini tidak memiliki bukti ilmiah," kata Vecina Neto. "(Sangat) tidak dapat dipercaya bahwa pada abad ke-21, kita hidup dari pemikiran ajaib."

Lonjakan dahsyat kasus Covid-19 menyebabkan sistem kesehatan Brasil di ambang keruntuhan.

Wali kota Sao Paulo sebelumnya memperingatkan bahwa sistem kesehatannya akan kewalahan jika penduduk tidak mengikuti pedoman jarak sosial. Pejabat di kota dengan 12 juta penduduk itu telah menyatakan liburan lima hari dalam upaya untuk membuat penduduk tinggal di rumah.

Jair Bolsonaro telah berulang kali menyebut Covid-19 sebagai "flu kecil" dan mendesak perusahaan untuk membuka kembali, bahkan ketika banyak gubernur berjuang untuk menerapkan langkah-langkah isolasi sosial dan memperlambat penyebaran.

Pekan lalu Nelson Teich mengundurkan diri sebagai menkes berselisih dengan Bolsonaro atas strategi penanganan virus corona. Pada bulan April, Bolsonaro memecat menteri kesehatan sebelum Nelson, Luiz Henrique Mandetta, setelah perselisihan serupa.

Terlepas dari krisis politik, Jair Bolsonaro terus menggembar-gemborkan chloroquine sebagai obat potensial terhadap virus corona seperti yang dipromosikan oleh Donald Trump, meskipun obat itu belum terbukti menyembuhkan Covid-19.

Desakan penggunaan obat anti-malaria oleh Bolsonaro menyusul pernyataan Trump pada hari Senin yang mengaku mengkonsumsi dosis harian hydroxychloroquine, meskipun para ahli medis, Administrasi Makanan dan Obat AS dan setidaknya satu studi telah mempertanyakan kemanjurannya melawan virus corona dan memperingatkan kemungkinan efek samping yang berbahaya.

Berita terkait

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

1 hari lalu

Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia

Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

1 hari lalu

Ramai soal Efek Samping Langka AstraZeneca, Begini Cara Cek Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Pengecekan status dan jenis vaksin Covid-19 bisa dicek melalui aplikasi SatuSehat

Baca Selengkapnya

Aneka Kegiatan dan Kebutuhan Syahrul Yasin Limpo dari Urunan Pegawai Kementan: dari Sapi Kurban, Umrah, hingga Bayar ART

1 hari lalu

Aneka Kegiatan dan Kebutuhan Syahrul Yasin Limpo dari Urunan Pegawai Kementan: dari Sapi Kurban, Umrah, hingga Bayar ART

Persidangan perkara dugaan pemerasan oleh bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di lingkungan Kementan terkuak fakta-fakta baru.

Baca Selengkapnya

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

1 hari lalu

Bukan Akibat Efek Samping, Ini Kata AstraZeneca yang Tarik Stok Vaksin Covidnya di Dunia

Perusahaan farmasi AstraZeneca telah memutuskan menarik stok vaksin Vaxzefria dari seluruh dunia. Waktunya bareng dengan sidang gugatan.

Baca Selengkapnya

Otoritas Hentikan Sementara Operasi Penyelamat Korban Banjir di Brasil

1 hari lalu

Otoritas Hentikan Sementara Operasi Penyelamat Korban Banjir di Brasil

Hujan lebat disertai petir dan angin kecang telah mempersulit upaya penyelamatan korban banjir di selatan Brasil. Korban tewas tercatat 100 orang

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

2 hari lalu

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Pecahkan Rekor, Penonton Konser Madonna di Brasil Mencapai 1,6 Juta Orang

4 hari lalu

Pecahkan Rekor, Penonton Konser Madonna di Brasil Mencapai 1,6 Juta Orang

Madonna sukses menggelar konser penutup dari The Celebration Tour di Pantai Copacabana, Brasil, secara gratis dan terbuka untuk umum.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

5 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

5 hari lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

6 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya