Tak Mau Beri Password Ponsel ke Polisi, Politikus Ini Didenda

Kamis, 21 Mei 2020 09:30 WIB

Paul Golding, 38 tahun, dikenai undang-undang anti-terorisme karena tak mau membuka ponsel dan komputernya saat diminta polisi. Sumber: thehuffingtonpost.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua kelompok anti-imigran Britain First, Paul Golding, 38 tahun, dikenai hukuman denda dan pembebasan bersyarat karena menolak membuka ponsel dan komputernya untuk pemeriksaan polisi lebih lanjut setelah dia pulang dari perjalanan ke Rusia tahun lalu. Hukuman yang dikenakan pada Golding itu sesuai hukum anti-terorisme Inggris.

Situs rt.com mewartakan, Golding diperintahkan membayar uang denda 21 GBP atau Rp 377 ribu dan 750 GBP (Rp 13 juta) untuk biaya lain-lain. Ketua Hakim Emma Artbuthnot di pengadilan Westminster Magistrates di London, Inggris, pada Rabu, 20 Mei 2020, juga memberikan pembebasan bersyarat selama 9 bulan kepada Golding.

Paul Golding, 38 tahun, tengah. Dikenai pelanggaran undang-undang terorisme karena tak mau membuka ponsel dan komputernya ke polisi. Sumber: Martyn Wheatley/Global Look Press/Keystone Press Agency/rt.com

Golding dituntut dengan undang-undang anti-terorisme karena menolak dengan sengaja mematuhi permintaan kepolisian. Petugas kepolisian bersaksi dipersidangan bahwa Golding telah menolak permintaan mereka agar membuka ponsel iPhone dan komputer Apple miliknya ketika petugas kepolisian itu mencegat Golding di Bandara Heathro, Inggris, pada 23 Oktober 2019 atau setelah dia pulang dari perjalanan ke Ibu Kota Moskow, Rusia.

Artbuthnot mengatakan menghentikan langkah seseorang di bawah undang-undang anti-terorisme no.7, tidak harus dengan kecurigaan. Dengan begitu, tidak diragukan lagi Golding telah gagal mematuhi perintah aparat kepolisian.

Advertising
Advertising

Undang-undang anti-terorisme no.7 diloloskan pada tahun 2000 untuk memberikan otorisasi kepada aparat kepolisian melakukan interograsi, penggeledahan dan menahan seseorang sampai enam jam di pintu masuk bandara-bandara di Inggris. Undang-undang itu juga membolehkan aparat berwenang menggali informasi dari apakah orang tersebut terlibat atau tidak dalam perkumpulan, persiapan atau hasutan yang menjadi bagian dari tindakan terorisme.

Golding selama ini menggambarkan kelompoknya Britain First sebagai kelompok patriotik, sayap kanan dan konservatif, namun kelompok ini oleh media digambarkan sebagai ekstrimis sayap-kanan dan kritiknya terhadap imigran telah di labeli sebagai Islamophobia. Britain First punya kurang dari seribu anggota dan sudah dicoret dari daftar partai politik pada 2017 setelah gagal membayar 25 GBP (Rp 449 ribu) dan mengajukan dokumen yang benar.

Berita terkait

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

18 jam lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

2 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

2 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

2 hari lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

2 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya