Bidan Bantu Ibu Melahirkan di Tengah Serangan Teror Rumah Sakit

Sabtu, 16 Mei 2020 07:01 WIB

Kisah heroik, seorang bidan membantu persalinan ibu hamil di tengah serangan teror penembakan massal di rumah sakit. Sumber: Be Updated With Us/Representational/ndtv.com

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika sekelompok laki-laki bersenjata melakukan serangan terror ke rumah sakit Nasional Barchi di Kabul, Afganistan, sekelompok pasien ibu-ibu hamil bersembunyi di sebuah ruangan. Salah satu pasien itu dalam kondisi hendak melahirkan.

Para pemberontak bersenjata itu pada 12 Mei 2020, melepaskan tembakan membabi-buta di rumah sakit itu. Mereka menembaki ibu dan bayi-bayi mereka.

“Ibu yang hendak melahirkan ini merasakan kesakitan yang luar biasa, namun dia berusaha tidak bersuara. Dia bahkan membekap mulut bayinya yang baru lahir agar tangis bayinya berhenti,” kata seorang bidan yang membantu proses persalinan.

Perempuan Afganistan duduk di ambulans setelah diselamatkan oleh pasukan keamanan selama serangan teror di sebuah rumah sakit di Kabul, Afganistan 12 Mei 2020. [REUTERS / Mohammad Ismail]

Serangan teror rumah sakit Afganistan itu menewaskan total 24 orang. Di antara mereka yang tewas adalah bayi yang baru lahir, ibu-ibu dan perawat. Serangan teror penembakan massal ini memancing kemarahan dunia internasional.

Advertising
Advertising

Situs ndtv.com mewartakan ketika serangan teror itu terjadi, di ruang persalinan rumah sakit Barchi sedang merawat 26 ibu hamil. Dari total jumlah tersebut, 11 orang terbunuh, dimana tiga orang tewas ditembak di sebuah ruang persalinan bersama bayi-bayi mereka yang baru lahir. Lima orang mengalami luka-luka.

Sisa 10 pasien lainnya berada di ‘ruang aman’, yang biasa dibangun masyarakat Afganistan yang sering kali dilapisi baja untuk melindungi penghuninya dari tembakan atau roket. Seorang bidan yang membantu persalinan menceritakan dia segera membawa seorang pasien ke ruang aman itu Ketika sirine tanda bahaya berbunyi.

Bidan itu dan beberapa pasien ibu hamil bersembunyi di dalamnya. Mereka bisa dengan jelas mendengar letusan tembakan ketika para pemberontak masuk ke rumah sakit itu dan menyerang ruangan demi ruangan di rumah sakit tersebut. Di tengah serangan yang hampir berlangsung selama satu jam tersebut, seorang pasien ibu hamil ingin melahirkan.

“Kami membantunya dengan tangan telanjang. Kami tak punya apa pun di ruangan itu kecuali beberapa lembar tisu toilet dan jilbab-jilbab kami. Ketika bayinya lahir, kami memotong tali pusarnya dengan tangan kami. Kami menggunakan jilbab kami untuk membungkus bayi dan ibunya,” kata bidan itu, yang tidak mau dipublikasi namanya.

Belum ada kelompok yang mengklaim serangan tembakan massal di rumah sakit itu. Namun Amerika Serikat menyalahkan kelompok radikal Islamic State (ISIS).

Berita terkait

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

4 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

6 hari lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

7 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

8 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

8 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

10 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

11 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya