Fauci Sebut Amerika Belum Siap Longgarkan Lockdown Corona

Selasa, 12 Mei 2020 15:51 WIB

Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mendengarkan ketika Presiden AS Donald Trump menjawab pertanyaan selama pengarahan harian satuan tugas virus Corona di Gedung Putih di Washington, AS, 25 Maret 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst]

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemi dan penasehat medis Pemerintah Amerika, Anthony Fauci, khawatir akan ada makin banyak kematian di Amerika akibat virus Corona (COVID-19). Hal tersebut menyusul rencana berbagai negara bagian Amerika untuk melonggarkan lockdown.

Kekhawatiran itu, kata Fauci, akan ia sampaikan kepada Senat dalam pertemuan virtual hari ini, waktu Amerika. Harapannya, peringatan ia akan lebih didengerkan jika disampaikan langsung kepada anggota Senat Amerika.

"Pesan utama yang ingin saya sampaikan adalah ancaman yang akan kita hadapi jika melonggarkan lockdown di saat kondisinya masih prematur," ujar Fauci sebagaimana dikutip dari New York Times, Selasa, 12 Mei 2020.

Fauci mengatakan, sejauh yang ia lihat, tidak banyak negara bagian yang benar-benar siap melonggarkan lockdown. Kebanyakan masih di bawah standar yang telah ditetapkan Presiden Donald Trump dalam panduan "Opening Up America Again".

Salah satu poin penting dari panduan itu, yang belum banyak dipenuhi, adalah soal tren pertumbuhan kasus dan tes. Fauci berkata, lockdown baru ideal dilonggarkan ketika pertumbuhan jumlah kasus positif konsisten menurun sembari pelacakan terus dilakukan.

Kenyataan di lapangan, kata Fauci, sedikit negara bagian yang benar-benar memenuhinya. Kebanyakan mulai menyiapkan pelonggaran untuk meringankan dampak ekonomi dan memperkecil angka pengangguran. Di sisi lain, karena ada tekanan dari masyarakat lewat unjuk rasa beberapa waktu lalu.

Kekhawatiran serupa dinyatakan mantan Direktur Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Thomas R. Frieden. Ia mengatakan, Amerika akan menghadapi situasi yang buruk.

"Apa yang terjadi, pelonggaran lockdown dilakukan tanpa pertimbangan ilmu pengetahuan. Pelonggaran dilakukan berdasarkan politik, ideologi, dan tekanan publik," ujar Frieden.

Per hari ini, Amerika masih yang terbesar dalam hal jumlah kasus dan kematian akibat virus Corona (COVID-19). Amerika tercatat memiliki 1.385.834 kasus dan 81.795 korban meninggal.

ISTMAN MP | NEW YORK TIMES

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

12 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

16 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

3 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

5 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya