Puluhan Dokter Mogok Makan di Pakistan Tuntut Alat Pelindung Diri

Minggu, 26 April 2020 07:01 WIB

Kasus virus corona di Pakistan mencapai 510 kasus sehingga mendesak Pakistan International Airlines dihentikan sementara. Sumber: aa.com.tr

TEMPO.CO, Jakarta -Puluhan dokter dan perawat di Pakistan melakukan aksi mogok makan menuntut alat pelindung diri yang layak bagi petugas kesehatan yang merawat pasien virus Corona.

Para pekerja kesehatan di Pakistan ini sudah berminggu-minggu mengeluhkan tentang sejumlah rumah sakit kekurangan alat perlindungan diri bagi para pekerja kesehatan.

Lebih dari 50 dokter yang menuntut penambahan pasokan alat pelindung diri di kota Quetta ditangkap pada awal April lalu.

Namun aksi protes tetap berjalan. Para pengunjuk rasa juga tetap bekerja di rumah sakit. Mereka bergiliran berunjuk rasa di luar kantor otoritas kesehatan di ibukota provinsi Lahore.

"Kami tidak berniat berhenti sampai pemerintah mendengarkan tuntutan kami. Mereka secara konsisten menolak untuk memenuhi tuntutan kami," kata Salman Haseeb, dokter yang ikut berdemo dan mogok makan sebagaimana dilaporkan Channel News Asia, 25 April 2020.

Advertising
Advertising

Menurut Haseeb yang mengorganisasi aksi mogok makan mengatakan dia sudah menjalankan aksi mogok makan sejak 16 April lalu.

"Kami berada di garis depan dari virus ini dan jika kami tidak dilindungi, maka seluruh populasi dalam resiko," ujarnya.

Menurut Asosiasi Dokter Muda di provinsi paling parah terjangkit virus Corona, Punjaab, petugas kesehatan di garda depan ini dibiarkan rentan. Lebih dari 150 dokter yang menjalani tes dinyatakan positif terjangkit virus Corona.

Aliansi menjelaskan sekitar 30 dokter dan perawat melakukan aksi mogok makan dan 200 petugas kesehatan bergabung dengan mereka setiap hari untuk berunjuk rasa.

Serikat pekerja kesehatan Punjab dilaporkan mendukung aliansi pekerja kesehatan. Serikat pekerja ini juga menuntut kondisi karantina yang layak bagi staf kesehatan.

"Tuntutan kami sederhana keadilan bagi komunitas kami," kata Khizer Hayat, ketua Asosiasi Dokter Miuda .

Di Lahore sendiri, lebih dari 30 dokter, perawat dan paramedis terjangkit virus Corona. Mereka bekerja di rumah sakit di kota Multan. Sebanyak tujuh anggota keluarga dokter terinfeksi virus Corona di Lahore.

Unjuk rasa itu mulai mendapat perhatian pemerintah Punjab yang mengumumkan bahwa para pekerja di garda depan akan dihadiahi bonus dan asuransi jiwa. emerintah Punjab juga telah menyediakan alat pelindung diri yang layak.

Hampir setengah dari 12 ribu orang terinfeksi virus Corona di Pakistan ditemukan di Punjab. Namun jumlah orang yang terinfeksi di Pakistan diyakini jauh lebih besar karena ketiadaan tes kesehatan di negara berpenduduk 215 juta jiwa ini.

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

5 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Hari Bidan Sedunia, Ini Fungsi dan Syarat Menjadi Bidan

21 jam lalu

Hari Bidan Sedunia, Ini Fungsi dan Syarat Menjadi Bidan

Biasanya bidan hanya membantu persalinan normal tanpa komplikasi, jika terjadi persalinan tidak normal atau berisiko maka bumil dianjurkan ke dokter.

Baca Selengkapnya

Hari Bidan Sedunia, Ini Perbedaan Bidan, Perawat, dan Suster

1 hari lalu

Hari Bidan Sedunia, Ini Perbedaan Bidan, Perawat, dan Suster

Orang kerap menganggap bidan, perawat dan suster profesi yang sama, padahal ketiganya berbeda fungsi dan tugas. Di Hari Bidan Sedunia simak ulasannya.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

3 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

5 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

14 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

19 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

20 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

21 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya