TEMPO.CO, Dubai – Militer Iran mendapat tiga pesawat nirawak militer atau drone tempur yang mampu membawa bom hingga jarak 1.500 kilometer.

Menteri Pertahanan Iran, Amir Hatami, mengatakan drone ini memiliki kemampuan memantau pergerakan musuh dari jarak cukup jauh.

“Drone ini juga memiliki kemampuan tempur,” kata Amir seperti disiarkan televisi Iran dan dikutip Reuters pada Sabtu, 18 April 2020.

Drone tempur ini dilengkapi kemampuan membawa bom dan rudal sekaligus. Drone ini juga mampu terbang hingga ketinggian sekitar 13.700 meter.

Pesawat drone ini diproduksi oleh industri militer Iran dengan partisipasi dari tenaga ahli universitas lokal.

Saat ini, drone menjadi elemen kunci militer Iran untuk melakukan pengawasan terutama di kawasan perairan Teluk di sekitar Selat Hormuz.

Kawasan strategis ini dilewati berbagai kapal tanker, yang diperkirakan menyuplai sekitar 20 persen dari total suplai minyak dunia.

Iran dan AS sedang mengalami ketegangan politik dan militer, yang memuncak dengan pembunuhan seorang jenderal Iran yaitu Jenderal Qassem Soleimani menggunakan drone canggih Amerika Serikat yaitu MQ Reaper.

Ini terjadi pada 3 Januari 2020 di Irak, yang memicu serangan rudal Iran ke dua markas militer AS di sana. Sejumlah pasukan AS dikabarkan sempat mengalami pusing akibat ledakan rudal di sekitar markas.