IMF: Ekonomi Global Terpuruk Sejak Great Depression karena Corona

Kamis, 16 April 2020 05:00 WIB

Kapal rumah sakit Angkatan Laut USNS Comfort melintas di dekat patung Liberty saat memasuki New York Harbor di New York City, AS, 30 Maret 2020. Pemerintah Amerika Serikat tidak hanya mempersiapkan USNS Comfort tetapi juga kepal rumah sakit Angkatan Laut USNS Mercy. REUTERS/Mike Segar

TEMPO.CO, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau IMF memperingatkan pandemi virus Corona telah membuat ekonomi global terpuruk sejak Depresi Besar tahun 1930-an

The Great Depression atau Depresi Besar adalah kemerosotan ekonomi terburuk dalam sejarah dunia industri, yang berlangsung dari 1929 hingga 1939. Itu dimulai setelah kejatuhan pasar saham Oktober 1929, yang membuat Wall Street panik dan menyapu bersih jutaan investor, menurut History.com.

IMF pada hari Selasa mengatakan ada risiko resesi meluas hingga 2021 jika pembuat kebijakan gagal mengoordinasikan respon global terhadap virus.

Menurut laporan CNN, 15 April 2020, IMF memperkirakan PDB akan berkontraksi sebesar 3% pada tahun 2020, resesi yang jauh lebih buruk daripada krisis keuangan global 2008, dan pembalikan 180 derajat dari perkiraan sebelumnya di Januari saat ekonomi diharapkan tumbuh 3,3% tahun ini.

"Lockdown Besar, seperti yang orang sebut, diproyeksikan untuk mengecilkan pertumbuhan global secara dramatis. Pemulihan parsial diproyeksikan untuk 2021...tetapi tingkat PDB akan tetap di bawah tren pra-virus, dengan ketidakpastian besar tentang kekuatan dari rebound," kata IMF.

Advertising
Advertising

"Hasil pertumbuhan yang jauh lebih buruk adalah potensial dan bahkan mungkin terjadi," papar IMF.

Gita Gopinath, kepala ekonom IMF, mengatakan pandangan dunia telah "berubah secara dramatis" sejak Januari dengan kerugian produksi yang akan mengerdilkan krisis keuangan global 12 tahun yang lalu.

"Ini adalah resesi yang dalam. Ini adalah resesi yang melibatkan masalah solvabilitas dan pengangguran yang meningkat secara substansial dan ini meninggalkan bekas luka," kata Gopinath, dikutip dari Financial Times.

Pedagang Kuwait mengenakan masker pelindung setelah pecahnya wabah virus Corona, dan membuat mereka berdiri di lantai atas karena aula utama bawah ditutup untuk pedagang di pasar saham Kuwait Boursa di kota Kuwait, Kuwait 1 Maret 2020. [REUTERS / Stephanie McGehee]

IMF mengharapkan ekonomi maju berkontraksi 6,1 persen dan ekonomi negara berkembang menyusut 1 persen tahun ini, meskipun pertumbuhan positif masih diperkirakan di India dan Cina. Tetapi bahkan setelah rebound tajam yang diperkirakan IMF untuk tahun depan, output masih diperkirakan 5 persen lebih rendah pada 2021 dari yang diperkirakan dalam perkiraan IMF mulai Oktober tahun lalu untuk ekonomi maju.

Negara-negara berkembang diperkirakan akan berkinerja lebih baik secara keseluruhan, tetapi hal itu didorong secara signifikan oleh Cina yang diperkirakan memiliki output pada tahun 2021 yang hanya 1,4 persen lebih rendah dari perkiraan IMF enam bulan lalu.

Jika penguncian ekstensif harus diperpanjang melampaui kuartal kedua tahun ini dan COVID-19 kembali menyerang dalam skala yang lebih kecil pada tahun 2021, pukulan ekonomi keseluruhan akan dua kali lebih besar, menurut perkiraan IMF.

Meskipun lockdown menghasilkan kontraksi ekonomi besar di seluruh dunia, Gopinath mengatakan lockdown diperlukan untuk mengendalikan pandemi. "Tidak ada tawar-menawar antara menyelamatkan nyawa dan menyelamatkan mata pencaharian," katanya.

Prakiraan ekonomi IMF untuk tahun 2020 tidak pesimis seperti perkiraan banyak sektor swasta. Mereka berasumsi bahwa lockdown virus Corona akan menghasilkan 8 persen kehilangan pekerjaan yang akan terkonsentrasi pada kuartal kedua untuk sebagian besar negara tetapi pada kuartal pertama untuk Cina.

Berita terkait

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

11 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

48 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

49 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

52 hari lalu

Dampak Serangan Houthi, Volume Perdagangan Lewat Terusan Suez Anjlok hingga 50 Persen

Volume perdagangan lewat Terusan Suez turun hingga 50 persen dalam dua bulan pertama 2024 akibat serangan Houthi.

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

54 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

55 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

57 hari lalu

Profil Shehbaz Sharif, Dua Kali Pemenang Posisi Perdana Menteri Pakistan

Shehbaz Sharif, yang kembali menjabat perdana menteri Pakistan untuk kedua kali, telah memainkan peran penting dalam menyatukan koalisi yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

57 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

57 hari lalu

Shehbaz Sharif Terpilih sebagai Perdana Menteri Pakistan untuk Kedua Kali

Shehbaz Sharif mengalahkan Omar Ayub dan kembali menduduki posisi Perdana Menteri Pakistan yang ditinggalkannya pada Agustus tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

12 Februari 2024

Partai Independen Dukungan Imran Khan Raih Suara Terbanyak dalam Pemilu Pakistan

Hasil akhir pemilu Pakistan menempatkan partai independen, dukungan mantan PM Imran Khan yang dipenjara, memimpin dengan 93 dari 264 kursi.

Baca Selengkapnya