Menkes dan Presiden Brazil Masih Berseteru Soal VIrus Corona

Selasa, 14 April 2020 11:56 WIB

Presiden Brazil Jair Bolsonaro ketika bertemu para pendukung saat meninggalkan Istana Alvorada, di tengah wabah penyakit virus Corona (COVID-19), di Brasilia, Brasil, 3 April 2020. [REUTERS / Adriano Machado]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Brazil, Luiz Henrique Mandetta, kembali sindir Presiden Jair Bolsonaro terkait penanganan virus Corona (COVID-19). Menurutnya, pemerintahan Brazil, di bawah kepemimpinan Bolsonaro, tidak kompak selama menangani virus Corona. Alhasil, segala penanganan yang ada berjalan setengah-setengah.

"Saya berharap kami (di pemerintahan) bisa berbicara dengan satu pesan yang jelas. Jika sebaliknya, maka penduduk Brazil akan meragukan apapun yang kami sampaikan. Mereka menjadi ragu kepada siapa mereka harus mengacu, apakah ke Menteri Kesehatan, atau ke Presiden?" ujar Mandetta sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 14 April 2020.

Perlu diketahui, Mandetta dan Bolsonaro terus berseteru sejak beberapa pekan terakhir. Keduanya memiliki sikap berbeda terkait bagaimana pandemi virus Corona seharusnya dihadapi. Bolsonaro diketahui menyepelekan ancaman virus Corona dan memilih untuk membiarkan kegiatan ekonomi di Brazil berjalan seperti biasa.

Mandetta adalah kebalikan dari Bolsonaro. Menurutnya, Brazil perlu segera melakukan pembatasan sosial yang tegas. Hal itu untuk mencegah angka kasus dan korban virus Corona di Brazil menanjak. Namun, usulannya tersebut ditolak mentah-mentah oleh Bolsonaro yang merasa puncak pandemi di Brazil telah berlalu.

Puncak perseteruannya terjadi dalam rapat kabinet yang berlangsung di kediaman Bolsonaro dua pekan lalu. Mandetta terang-terangan mengkritik Bolsonaro di situ. Hebatnya, Mandetta berhasil mendapat dukungan dari simpatisan Bolsonaro yang membuatnya selamat dari pemecatan. Meski begitu, Bolsonaro mengaku tidak memiliki rasa hormat kepada Mandetta.

Mandetta melanjutkan bahwa puncak dari pandemi Brazil belum terjadi seperti apa yang diklaim Bolsonaro. Jika dirinya tak salah membuat estimasi, Mandetta menyebut puncak pandemi akan terjadi di antara bulan Mei dan Juni.

"Perilaku masyarakat Brazil akan sangat menentukan hal tersebut. Namun, ketika kamu masih melihat orang berpergian ke toko roti, supermarket, tanpa menjaga jarak terhadap satu sama lain, kamu tahu itu akan menjadi masalah," ujar Mandetta.

Saat ini, Brazil diketahui memiliki 23.430 kasus dan 1.328 korban meninggal akibat virus Corona. Pemerintah Brazil diketahui tengah mencoba untuk membuat anggaran khusus terkait penanganan virus dengan nama resmi COVID-19 itu. Anggaran itu, rencananya, akan dipisahkan dari budget utama pemerintah dan dirapatkan pada hari Rabu esok.

ISTMAN MP | REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya