TEMPO.CO, Paris – Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengatakan masa lockdown atau pembatasan kegiatan publik akan diperpanjang 11 Mei 2020 untuk meredam penyebaran virus Corona.
Setelah itu, pemerintah akan memulai pelonggaran pembatasan di publik secara bertahap.
“Pandemi ini belum terkontrol,” kata Macron dalam pidato Senin malam, 13 April 2020 seperti dilansir Politico.
Dia menambahkan,”Pembatasan secara ketat harus dilanjutkan hingga Mei.”
Macron mengatakan pemerintah akan mulai mengaktifkan sekolah, taman kanak-kanak dan sejumlah perkantoran secara bertahap. Pemerintah akan mengumumkan rencana pengaktifan kembali pada akhir April 2020.
Macron mengatakan orang-orang berusia lanjut, penyandang disabilitas, dan orang-orang yang menderita sakit, harus tetap menjalani lockdown di rumah masing-masing setelah 11 Mei.
Dia juga mengatakan sejumlah lokasi yang ramai dikunjungi publik seperti restoran, bar, bioskop, dan gedung pertunjukan dan konser serta museum masih akan tutup.
Pemerintah juga mewajibkan publik menggunakan masker wajah saat beraktivitas di ruang publik. Pemerintah akan menyediakan masker wajah bagi publik.
Pemerintah juga akan melakukan pengetesan virus Corona secara massal setelah 11 Mei 2020. Namun, ini hanya ditujukan pada orang-orang yang dianggap rawan terinfeksi virus Corona.
“Perbatasan negara dengan negara non-Eropa masih tertutup hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata dia.
Ini merupakan pidato Macron ke-empat dalam mengatasi wabah virus Corona. Dia juga mengatakan harapan mulai muncul dalam menangani wabah ini.
Data dari Johns Hopkins University menunjukkan Prancis memiliki sekitar 138 ribu orang terinfeksi virus Corona. Sekitar 15 ribu orang meninggal akibat penyakit radang paru-paru yang disebabkan virus Corona ini.
Saat ini, sekitar 1.9 juta orang terinfeksi virus Corona dengan sekitar 120 ribu orang meninggal dunia.