Virus Corona Memburuk, Inggris dan Australia Dilanda Panic Buying

Kamis, 19 Maret 2020 11:30 WIB

Pembeli mengantre di supermarket, ketika jumlah kasus virus Corona bertambah di seluruh dunia, di London, Inggris 15 Maret 2020. [REUTERS / Dylan Martinez]

TEMPO.CO, Jakarta - Panic buying melanda Inggris dan Australia karena memburuknya wabah virus Corona atau Covid-19 di kedua negara tersebut.

Sumber industri mengatakan panik belanja warga Inggris karena virus Corona semakin buruk meskipun ada imbauan untuk tenang, dan bos supermarket khawatir pemerintah belum bisa memahami besarnya krisis.

Pada Ahad industri makanan mengimbau pembeli untuk berhenti melakukan pembelian panik, memasang iklan di surat kabar nasional. Tapi itu tidak berhasil.

Dikutip dari Reuters, 19 Maret 2020, rak-rak supermarket pada hari Selasa yang diiisi produk seperti telur dan ayam, ludes. Sementara lemari pembeku juga ludes dikosongkan oleh pembeli.

"Semakin buruk," kata seorang sumber di salah satu kelompok supermarket utama Inggris.

Advertising
Advertising

Pedagang besar Inggris, termasuk pemimpin pasar Tesco, Sainsbury, Asda, dan Morrisons, bersama dengan diskon Aldi dan Lidl, telah berjuang selama lebih dari seminggu untuk mengisi rak-rak agar penuh.

Warga Inggris telah menimbun barang-barang seperti pasta kering, tepung, makanan kaleng, tisu toilet dan pembersih tangan.

Tingkat belanja sama dengan situasi saat belanja Natal, sementara operasi toko online telah berjuang untuk memenuhi permintaan yang sangat besar.

Orang-orang mengantre di luar supermarket sebelum dibuka, ketika jumlah kasus virus Ckorona tumbuh di seluruh dunia, di London, Inggris, 15 Maret 2020. [REUTERS / Henry Nicholls]

Sementara Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, telah memperingatkan orang-orang untuk berhenti menimbun barang pokok, ketika pembeli di seluruh Australia mengosongkan rak-rak supermarket di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyebaran cepat virus Corona yang telah menginfeksi hampir 180.000 orang di seluruh dunia.

Menurut laporan CNN, video menunjukkan orang berkerumun di toko grosir dan memperebutkan barang-barang penting seperti tisu toilet. Berbicara pada konferensi pers hari Rabu, Morrison dengan blak-blakan mengatakan pada orang Australia untuk "berhenti menimbun" bahan makanan pokok.

"Hentikan. Itu tidak masuk akal, itu tidak membantu dan saya harus mengatakan, itu adalah salah satu hal yang paling mengecewakan yang saya lihat dalam perilaku warga Australia dalam menanggapi krisis ini. Itu bukan siapa kita sebagai manusia," katanya.

Morrison, yang telah menghadapi kritik dari beberapa dokter karena tidak memaksakan langkah-langkah isolasi sosial yang lebih ketat, juga mengumumkan pembatasan yang diperpanjang pada pertemuan massal untuk semua acara di dalam ruangan dengan lebih dari 100 orang, namun, ia bersikeras bahwa sekolah akan tetap terbuka untuk memastikan rumah sakit memiliki staf yang tepat.

"Ini adalah peristiwa 100 tahun sekali, kami belum pernah melihat hal semacam ini di Australia sejak akhir Perang Dunia pertama, tetapi bersama-sama kita tentu saja menghadapi tantangan ini," katanya.

Morrison memperingatkan gangguan itu bisa berlanjut selama "setidaknya enam bulan ... itu bisa lebih lama."

Pada hari Rabu ada lebih dari 450 kasus virus Corona yang dikonfirmasi di Australia, menurut otoritas kesehatan setempat.

Masyarakat Australia panic buying setelah jumlah pasien virus corona disana bertambah. Sumber: mirror.co.uk/Only In Guildford.../Facebook

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada hari Senin membatasi kehidupan sosial di Inggris dan menyarankan warga yang paling rentan untuk mengisolasi diri selama 12 minggu, mendorong langkah lain dalam perdagangan bahan makanan pada hari Selasa.

"Tingkat pembelian panik jelas tidak menjadi lebih baik," kata sumber kedua di kelompok supermarket utama Inggris lainnya.

Aldi pada hari Senin menjadi penjual bahan makanan pertama yang memperkenalkan penjatahan, membatasi pelanggan untuk membeli empat item dari satu produk selama setiap kunjungan.

Industri supermarket mengatakan sedang bekerja sama dengan pemasok untuk menjaga makanan tetap bergerak melalui sistem dan membuat lebih banyak pengiriman ke toko-toko untuk mendapatkan rak yang disimpan kembali.

Dikatakan pasokan masih datang dari Eropa, meskipun ada lockdown di Italia, Spanyol, dan Prancis.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hingga Rabu virus Corona masih menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, dengan lebih dari 7.400 orang terbunuh.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

10 jam lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

1 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

1 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

2 hari lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya