TEMPO.CO, Jakarta - Reporter (Rapporteur) Hak Asasi Manusia untuk Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Javaid Rehman menyarankan Iran untuk membebaskan seluruh tahanan politik mereka. Hal tersebut menyusul makin banyaknya kasus virus Corona di Iran sehingga tidak ideal untuk memenjarakan ribuan orang di lokasi yang sama.

"Mereka (tahanan) berada dalam kondisi berbahaya kalaupun mereka belum tertular virus Corona. Mereka sangat takut. Atas kekhawatiran itu, saya menyarankan agar pemerintah Iran membebaskan seluruh tahanan mereka untuk sementara waktu," ujar Rehman sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa malam, 10 Maret 2020.

Hingga berita ini ditulis, Iran menjadi salah negara paling terdampak virus Corona selain Cina, Korea Selatan, dan Italia. Di sana, tercatat ada 8042 kasus dan 291 korban meninggal akibat virus Corona.

Sementara itu, di penjara, kurang lebih ada ribuan tahanan politik yang dibui oleh pemerintah Iran. Mengingat virus Corona sangat mudah tertular lewat kontak badan, mereka yang berada di penjara menjadi rentan terhadap virus dengan nama resmi Covid-19 tersebut.

Hakim Agung Iran sempat mengatakan di hari Senin bahwa mereka telah membebaskan sementara 70 ribu tahanan sebagai bagian dari pengendalian virus Corona. Namun, menurut temuan Rehman, hanya mereka yang dihukum di bawah lima tahun yang dibebaskan.

"Menurut saya pemerintah Iran tidak berbuat banyak dan terhitung telat (melakukan pengendalian)," ujar Rehman yang juga menyebut kecepatan penyebaran virus Corona di Iran sangat mengerikan.

ISTMAN MP | REUTERS