Ashraf Ghani Menang Pemilu Afganistan, Ajak Taliban Berdamai
Rabu, 19 Februari 2020 09:24 WIB
TEMPO.CO, Kabul – Presiden Afganistan inkumben, Ashraf Ghani, dinyatakan sebagai pemenang pemilihan umum Presiden setelah pesta demokrasi itu digelar lima bulan lalu.
Komisi Pemilu Independen mengumumkan pada Selasa bahwa Ghani mengumpulkan 50.64 persen suara pada pemilu 28 September 2019.
Dia mengalahkan pesaingnya Kepala Eksekutif Abdullah Abdullah, yang mendapat 39.52 persen suara.
Pada Selasa kemarin, Abdullah menolak hasil final itu dan mengatakan akan membentuk pemerintahan sendiri.
“Tim kami, berdasarkan pemungutan suara biometrik yang bersih, merupakan pemenang dan kami menyatakan kami sebagai pemenang. Manipulator pemilu merupkan noda memalukan dalam sejarah. Kami mengumumkan pembentukan pemerintahan eksklusif,” kata Abdulla dalam jumpa pers di Kabul, Afganistan, pada Selasa, 18 Februari 2020 seperti dilansir Aljazeera.
Awalnya, pengumuman hasil pilpres itu akan diumumkan pada 19 Oktober 2020 tetapi ini terus ditunda. Pejabat Komisi Pemilu mengaku ada gangguan teknis berulang kali.
Ini membuat munculnya tudingan telah terjadi penipuan pemilu dan protes oleh kandidat President.
Komisi sempat mengumumkan hasil awal pada Desember 2020, yang menyatakan Ghani sebagai pemenang dengan selisih suara tipis. Tapi, Abdullah menolak pernyataan itu sebagai manipulasi dan meminta pemeriksaan penuh. Ghani menolak tudingan manipulasi suara pemilu itu.
Ghani dan Abdullah berbagi kekuasaan selama lima tahun terakhir dalam pemerintahan yang disebut Pemerintahan Bersatu bentukan Amerika Serikat.
Ini terjadi setelah merebaknya tudingan penipuan dan korupsi pada pemilu 2014.
Pasca pengumuman hasil ini, Ghani muncul di hadapan pendukungnya di Kabul. Dia menekankan pentingnya pembicaraan damai dengan Taliban. Dia mengklaim kemenangannya bakal membawa perdamaian ke Afganistan. “Ini saatnya membuat Afganistan bersatu,” kata Ashraf Ghani seperti dilansir Aljazeera.