Virus Corona pada Trenggiling Identik dengan Virus Corona Wuhan

Senin, 10 Februari 2020 05:00 WIB

Petugas menunjukkan seekor Trenggiling (Paramanis javanica) yang telah di bekukan saat akan dimusnahkan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Juanda, Surabaya, 8 Juli 2015. FULLY HANDOKO

TEMPO.CO, Jakarta - Studi yang dilakukan ilmuwan sipil dan militer Cina menemukan genetik virus Corona dari trenggiling 99 persen identik dengan virus Corona baru dari Wuhan.

Sebelumnya ilmuwan telah menduga virus Corona Wuhan berasal dari Ular dan Kelelawar sejak awal kemunculannya pada Desember 2019.

Para ilmuwan telah melacak asal-usul coronavirus 2019-nCoV pada kelelawar buah yang ditemukan di provinsi Yunnan beberapa tahun yang lalu, tetapi sekitar 4 persen gennya adalah baru. Ini menyimpulkan inang perantara virus, dan beberapa penelitian telah memberikan berbagai hewan liar yang berpotensi sebagai penyebar virus, termasuk ular.

Dikutip dari South China Morning Post, 9 Februari 2020, tim yang dipimpin oleh Profesor Shen Yongyi di South China Agricultural University di Guangzhou, Provinsi Guangdong, menganalisis lebih dari 1.000 sampel dan menemukan bahwa 70 persen lebih trenggiling yang mereka periksa membawa virus yang berasal dari keluarga yang sama dengan infeksi yang ditemukan di Kota Wuhan, kata para ilmuwan pada hari Jumat.

Coronavirus yang baru ini (dinamakan 2019-nCoV oleh WHO) memiliki kesamaan hingga 87% dengan rantai genetika dengan dua coronavirus yang ditemukan pada kelelawar. Namun, muasal dari 2019-nCoV belum diketahui

Advertising
Advertising

Pada tingkat mikroskopis, para peneliti sipil dan rekan-rekan mereka dari Academy of Military Medical Sciences di Beijing menemukan bahwa beberapa strain virus trenggiling tampak identik dengan virus Corona baru pada manusia, dan analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka memiliki 99 persen gen yang sama.

"Trenggiling adalah inang perantara potensial, tetapi mungkin ada beberapa inang perantara," kata Shen. "Misalnya SARS, selain musang, predator kecil lainnya juga dapat menyebarkan virus."

Hasil tim belum melalui proses penilaian sejawat (peer review) dan makalah penelitian formal tidak tersedia.

Pasar ikan di Kota Wuhan, Cina, ditutup sementara setelah beberapa orang terinveksi virus corona di sana. Sumber: Noel Celis/Agence France-Presse — Getty Images/nytimes.com

Dikutip dari Thepaper.cn, Liu Yahong, rektor universitas, mengatakan mereka berharap untuk membuat hasil penelitian ini dipublikasikan secepat mungkin untuk membantu pencegahan dan pengendalian epidemi secara ilmiah dan memberikan referensi bagi lebih banyak ilmuwan untuk melakukan pekerjaan lebih lanjut.

Biasanya para ilmuwan menaruh temuan mereka di sebuah makalah untuk publikasi dalam jurnal akademik, maka peer review akan dilakukan sebelum hasilnya diumumkan.

Proses ini membutuhkan waktu, dan para ilmuwan telah di bawah tekanan dari publik dan sesama peneliti untuk bekerja dengan cepat selama wabah virus Corona.

Zheng Aihua, seorang ahli virologi dengan Institut Zoologi di Chinese Academy of Sciences di Beijing, mengatakan sebuah makalah dan data masih diperlukan bagi para peneliti di seluruh dunia untuk mengevaluasi dan memperluas karya tersebut.

Beberapa pertanyaan tentang penyebab 2019-nCoV tetap ada. Misalnya, kelelawar dan trenggiling hidup di lingkungan yang berbeda. Meskipun keduanya mamalia malam hari, tidak jelas bagaimana virus melompat dari kelelawar ke trenggiling.

Trenggiling adalah satu-satunya mamalia bersisik di dunia dan salah satu spesies yang paling dicari dalam perdagangan hewan ilegal. Berbeda dengan kelelawar, trenggiling adalah bahan makanan yang populer di restoran dan digunakan sebagai obat-obatan herbal tradisional Cina.

Berita terkait

Pelaku Perdagangan Trenggiling Ilegal di Boyolali Segera Disidang

49 hari lalu

Pelaku Perdagangan Trenggiling Ilegal di Boyolali Segera Disidang

Barang bukti berupa lima ekor trenggiling (Manis javanica) dalam kondisi hidup dan 8,5 kilogram sisik trenggiling.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

54 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

55 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

KLHK Gagalkan Perdagangan 109,54 Kilogram Sisik Trenggiling di Kubu Raya

27 Februari 2024

KLHK Gagalkan Perdagangan 109,54 Kilogram Sisik Trenggiling di Kubu Raya

Dari tangan pelaku, penyidik menyita barang bukti berupa dua handphone dan sisik trenggiling sebanyak 109,54 kilogram.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya