Fatah Serukan Palestina Jaga Wilayahnya dengan Darah
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Senin, 3 Februari 2020 15:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Fatah menyerukan kepada rakyat Palestina menjaga wilayah Palestina dengan darah dan jiwa, menyusul penolakan Palestina terhadap rencana perdamaian Palestina-Israel oleh Donald Trump.
Dalam serangkaian kartun yang diunggah di Facebook dan dicetak di surat kabar resmi Otoritas Palestina al-Hayat al-Jadida, Fatah secara eksplisit mencemooh kesepakatan Trump, dan mendesak wilayah Palestina adalah seluruh apa yang saat ini dijajah Israel, serta Tepi Barat dan Gaza.
"Tolak kesepakatan abad ini. Palestina bukanlah tanah air yang dijual dan dibeli melainkan sepotong Al-Quran yang kami akan bela dengan darah dan jiwa (kami)," menurut NGO Palestinian Media Watch (PMW), yang memonitor media Palestina. Unggahan akun resmi Fattah di Facebook tersebut dirilis pada 30 Januari dengan gambar Dome of Rock, dikutip dari Jerusalem Post, 3 Februari 2020.
Abbas’ Fatah has responded vocally to US President Trump’s peace plan – “the deal of the century” – adamantly rejecting it and even implying Palestinians should engage in violence and “defend Palestine with their blood and souls.”
— Pal Media Watch (@palwatch) February 2, 2020
More about this here: https://t.co/MhzxCdSUE3 pic.twitter.com/AXrzmEPHIp
Unggahan lain, yang dikirim ke halaman yang sama pada hari yang sama, menggambarkan seorang pria mengenakan keffiyeh berbaring bersilang, sepenuhnya mengisi perbatasan Israel dan wilayah Palestina saat ini dengan ekspresi menantang di wajahnya di bawah kata-kata "Dari Laut ke Sungai, "mengacu pada laut Mediterania dan sungai Yordan. Kaki bersilang, telapak salah satu sandalnya terlihat, dengan tulisan "Deal of the Century" tertulis di atasnya. Menurut budaya Arab, menunjukkan sol sepatu seseorang dianggap sebagai penghinaan besar.
In this Fatah cartoon, a man with an Arab headdress is lying on the PA map of “Palestine” that presents all of Israel as “Palestine.”
— Pal Media Watch (@palwatch) February 2, 2020
Text on sandal: "Deal of the century"
Text at top: “From the [Mediterranean] Sea to the [Jordan] River”
More here: https://t.co/MhzxCdSUE3 pic.twitter.com/v06CGk5cWR
Sementara kartun lain menunjukkan Ketua Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, presiden Otoritas Nasional Palestina Mahmoud Abbas, pemimpin Gerakan Jihad Islam Khaled Al-Batsh, dan tokoh-tokoh Arab lainnya yang berdiri dengan tangan saling terhubung, melindungi Palestina. Sebuah gambar Dome of the Rock dengan bendera Palestina berkibar di atasnya dan kata 'Palestine' dalam bahasa Inggris ada di peta, sementara di bawah gambar ada tulisan, "Bukan untuk (Israel) aneksasi Lembah Yordan; Yerusalem adalah ibu kota Palestina; tolak kesepakatan abad ini. "
Kartun itu dimaksudkan untuk menggambarkan pernyataan Abbas menyusul pengumuman Trump tentang kesepakatan itu, di mana ia menyerukan Fatah dan Hamas untuk bersatu dalam menentang rencana tersebut.
Dilaporkan Times of Israel sebelumnya, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengatakan dia memutuskan semua hubungan, termasuk koordinasi keamanan, dengan Israel dan AS pada hari Sabtu, dalam pidato panjang yang disampaikan pada pertemuan Liga Arab di ibu kota Mesir yang mengecam rencana baru Trump "Kesepakatan Abad ini".
"Kami telah memberi tahu pihak Israel ... bahwa tidak akan ada hubungan sama sekali dengan mereka dan Amerika Serikat, termasuk ikatan keamanan," kata Abbas.
Pemimpin Palestina tersebut menyampaikan hal ini dalam surat yang dikirim ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Direktur CIA Gina Haspel. Palestina saat ini bekerja sama dengan dinas keamanan Israel dan badan intelijen AS melawan terorisme.
Abbas telah mengancam akan memutuskan hubungan keamanan di masa lalu pada beberapa kesempatan meskipun ia belum menindaklanjuti dengan tindakan resmi.
Liga Arab dalam sebuah pernyataan menolak proposal Trump, menyebutnya tidak adil bagi Palestina. Blok pan-Arab mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rencana itu tidak memenuhi hak minimum dan aspirasi rakyat Palestina.
Rencana AS akan berpotensi memberikan Palestina sebuah negara dengan kedaulatan terbatas di Gaza dan di bagian Tepi Barat, sementara memungkinkan Israel untuk mencaplok semua permukimannya dan mempertahankan hampir semua Yerusalem Timur.