Inggris Optimistis Bisa Bereskan Dampak Brexit Sebelum 2021

Jumat, 31 Januari 2020 15:06 WIB

Anggota Parlemen Eropa bereaksi setelah pemungutan suara Brexit dalam rapat Parlemen Eropa di Brussels, Belgia, 9 Januari 2020.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, menyampaikan bahwa ada banyak hal yang harus dibereskan Inggris setelah resmi keluar dari Uni Eropa (Brexit) pada Jumat ini, 31 Januari 2020. Salah satunya soal kesepakatan dagang dengan negara-negara anggota Uni Eropa. Walau begitu, Ia optimistis pemerintahan Inggris bisa membereskan dampak Brexit sebelum akhir tahun ini.

"Dengan niat baik, saya yakin hal ini (kesepakatan-kesapakatan baru) bisa dilakukan," ujar Jenkins dalam jumpa pers di Kedutaan Besar Inggris, Jumat, 31 Januari 2020.

Sebagaimana diketahui, Inggris akan resmi keluar dari Uni Eropa atau Brexit pada hari ini, jam 6 sore waktu Indonesia. Hal tersebut adalah hasil dari upaya panjang pemerintah Inggris untuk memiliki kebijakan-kebijakan yang relatif tidak terlalu terikat dengan aturan Uni Eropa. Misalnya, Inggris ingin mengendalikan lagi kebijakan perdagangan dan migrasi yang selama ini mengikuti prinsip "pasar tunggal" Uni Eropa.

Meski secara formil Brexit baru akan berlaku pada sore ini, di kenyataannya tidak akan sesederhana itu. Dengan keluar dari Uni Eropa, maka Inggris harus mengatur kembali hubungan-hubungan kerja samanya dengan negara anggota Uni Eropa. Nah, Inggris memiliki 11 bulan periode transisi untuk membereskan semua itu.

Kurang lebih ada enam hal penting yang harus ditangani Inggris dalam waktu periode transisi Brexit. Selain perdagangan, hal-hal yang harus dibereskan itu adalah masalah penegakan hukum (termasuk pengamanan data), penerbangan, perairan dan perikanan, suplai energi, dan lisensi obat-obatan.

Jenkins tidak menjawab ketika ditanyai apa agenda prioritas Inggris dalam masa transisi Brexit. Ia menjawab bahwa pemerintah Inggris tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Oleh karena itu lah ia optimistis segala urusan akan beres dalam 11 bulan.

"Dan, seperti kata Perdana Menteri Boris Johnson, tidak akan ada perpanjangan waktu untuk masa transisi. Periode transisi tetap akan berakhir pada akhir Desember nanti," ujarnya menegaskan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memang sangat pede bahwa segala urusan yang berkaitan dengan Brexit akan beres tahun ini. Ia tidak ingin ada perpanjangan masa transisi. Namun, Komisi Eropa sangsi Inggris akan benar-benar bisa membereskan segalanya sebelum 2021.

ISTMAN MP

Berita terkait

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

18 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

1 hari lalu

Indonesia akan Gugat KPK Inggris soal Kasus Suap Pembelian Pesawat Garuda

Lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO), mendapat kompensasi 992 juta Euro terkait kasus suap pembelian pesawat Garuda pada 2017

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

2 hari lalu

Menko Airlangga Bicara Ekonomi RI hingga Hasil Pemilu di Hadapan Pebisnis Inggris

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara perkembangan ekonomi terkini, perkembangan politik domestik dan keberlanjutan kebijakan pasca Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

3 hari lalu

Sepak Terjang Band Metal Kontroversial dari Inggris Cradle of Filth

Cradle of Filth tak hanya sebuah band metal, mereka simbol keberanian untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kegelapan, dan imajinasi lintas batas.

Baca Selengkapnya

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

3 hari lalu

Inggris akan Bangun Tugu Peringatan bagi Tentara Muslim Pahlawan Perang Dunia

Inggris membangun tugu peringatan perang untuk jutaan tentara Muslim yang bertugas bersama pasukan Inggris dan Persemakmuran selama dua perang dunia

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

4 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya