Amerika Rawat Pasien Kedua Virus Corona di Chicago

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 25 Januari 2020 12:01 WIB

Sejumlah petugas rumah sakit menggunakan masker saat berada di rumah sakit persatuan Wuhan di Wuhan, Cina 22 Januari 2020. Dilaporkan sudah 830 orang terinfeksi dan 25 orang meninggal dunia akibat virus corona. TWITTER/@YAASIINC via REUTERS

TEMPO.CO, Washington – Otoritas kesehatan Amerika Serikat mengatakan kasus infeksi virus Corona kedua ditemukan dan terjadi di Chicago.

Penderita adalah seorang perempuan, yang baru saja tiba dari Wuhan, Cina. Saat ini ada 63 potensi kasus infeksi virus Corona yang sedang diinvestigasi oleh Centers for Disease Control atau CDC AS.

“Dari 63 orang yang sedang diinvestigasi dan berasal dari 22 negara bagian, 11 orang telah terbukti negatif,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 24 Januari 2020.

Warga pertama yang terkonfirmasi terkena virus ini adalah seorang lelaki di Washington DC. Sedangkan korban kedua adalah perempuan yang baru tiba dari Wuhan.

Perempuan berusia sekitar 60 tahun ini berangkat ke Wuhan pada Desember dan kembali pada 13 Januari 2020.

Advertising
Advertising

Menurut Dr Allison Arwady, yang merupakan komisioner Departemen Chicago untuk Kesehatan Publik, mengatakan kondisi pasien perempuan dalam keadaan stabil di sebuah rumah sakit untuk infeksi.

Pasien juga tidak menggunakan transportasi publik sebelumnya serta berkondisi sehat saat memulai perjalanan.

Beberapa hari pasca tiba di rumah, pasien merasa tidak enak badan dan mendatangi dokter untuk berkonsultasi.

Dokter menanyakan soal riwayat perjalanannya dan langsung memakaikan masker wajah dan mengarahkannya ke sebuah rumah sakit untuk kontrol infeksi.

“CDC meyakini risiko ancaman langsung terhadap publik AS terbilang rendah saat ini. Tapi situasi ini terus berkembang dengan cepat,” kata Nancy Massonnier, direktur CDC bidang Imunisasi dan Penyakit Pernapasan.

Nancy Massonnier mengatakan ada kemungkinan kasus ini akan terus bertambah.

Sedangkan Dr. Julie Gerberding, yang merupakan eksekutif di perusahaan farmasi Merck & Co dan pernah menjabat direktur CDC pada 2003 ketika virus SARS merebak, mengatakan saat ini terlalu dini untuk memprediksi arah dari penyebaran virus ini.

“Saya meminta semua pihak berhati-hati membuat kesimpulan tergesa-gesa mengenai kegawatan dari epidemik ini karena masih terus bergulir,” kata dia soal virus Corona ini.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

37 detik lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

3 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

3 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

4 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

23 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

2 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

2 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya