Duterte Ancam Putus Hubungan Militer dengan Amerika, Kenapa?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 24 Januari 2020 14:16 WIB

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/asiaone.com

TEMPO.CO, Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memperingatkan pemerintah Amerika Serikat bahwa dia akan membatalkan kesepakatan latihan dan pengerahan pasukan bersama jika Washington tidak menerbitkan visa untuk sekutu politiknya.

Duterte mengatakan ini dengan nada marah terkait keputusan AS untuk menolak masuk Ronaldo dela Rosa, yang merupakan bekas kepala polisi dan sekarang menjadi senator.

Dela Rosa mengatakan kantor Kedutaan Besar AS di Manila tidak menjelaskan alasan visanya dibatalkan. Namun, dia meyakini ini kemungkinan besar terkait dengan tuduhan dia telah terlibat dalam tindakan extrajudicial killing saat masih menjabat sebagai kepala polisi Filipina.

“Jika Anda tidak mengkoreksinya, saya akan menutup pangkalan militer, Kesepakatan Kunjungan Pasukan atau VFA. Saya akan mengakhirinya bajingan,” kata Duterte dalam pidato panjang di hadapan bekas pemberontak komunis seperti dilansir Reuters pada Kamis, 23 Januari 2020.

Duterte melanjutkan,”Saya memberi pemerintah ini dan pemerintah Amerika satu bulan dari sekarang.”

Advertising
Advertising

Kesepakatan Kunjungan Pasukan atau VFA itu ditandatangani pada 1998 dan menjadi payung hukum untuk kedatangan ribuan tentara AS. Militer AS melakukan rotasi di Filipina untuk latihan militer dan operasi bantuan kemanusiaan.

Soal ancaman Duterte ini, Menhan Delfin Lorezana menolak bicara soal ini.

Duterte tidak menyembunyikan rasa tidak sukanya terhadap AS, yang dianggapnya munafik dan mengganggu.

Namun, dia juga mengakui mayoritas orang Filipina dan militernya menghargai negara bekas penguasa kolonial itu.

AS merupakan sekutu terdekat pertahanan Filipina dan ada jutaan warga Filipina memiliki saudara yang merupakan warga AS.

Namun, hubungan Filipina dan AS kerap menegang. Sebelum ini, Duterte melarang pemberian visa kepada dua senator asal AS yaitu Richard Durbin dan Patrick Leahy.

Ini karena dua senator itu mengusulkan pelarangan masuk AS semua pejabat Filipina yang terlibat dalam penangkapan Senator Leila de Lima, yang merupakan bekas menteri Hukum. De Lima juga dikenal sebagai pengritik besar Duterte terkait perang narkoba, dinilai melanggar HAM dan membunuh ribuan orang. Kedutaan Besar AS di Manila belum mengeluarkan pernyataan soal visa Dela Rosa itu.

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

11 jam lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

3 hari lalu

8 Personel Militer Suriah Terluka dalam Serangan Israel di Damaskus

Suriah mengatakan delapan personel militernya terluka akibat serangan Israel di sekitar ibu kota Damaskus.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

5 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

6 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

6 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

7 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

8 hari lalu

Spanyol Akan Kirim Rudal Patriot ke Ukraina

Kementerian Pertahanan Spanyol tidak mengungkap berapa banyak rudal patriot untuk Ukraina. Hanya menyebut rudal tiba beberapa hari ke depan.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

9 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

9 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

9 hari lalu

4 Fakta Lanud Soewondo yang Jadi Lokasi Konser Sheila on 7 di Medan

Konser Sheila on 7 akan digelar di lima kota termasuk Medan yang akan di langsungkan di Pangkalan Udara Seowondo, 14 September 2024

Baca Selengkapnya