4 Hal Mengenai Kebakaran Lahan di Australia
Sabtu, 7 Desember 2019 12:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Langit di Kota Sydney, News South Wales, Australia, terlihat berwarna jingga pada Jumat, 6 Desember 2019, akibat kebakaran lahan.
Ini merupakan efek dari kebakaran lahan yang terjadi negara bagian New South Wales sejak November 2019. Asap dan debu yang beterbangan membuat warna langit berubah menjadi jingga.
Berikut ini sejumlah hal mengenai kebakaran lahan yang terjadi di Australia seperti dilansir Reuters dan Climate Council:
- Titik Api
Ada sekitar seratus titik api di negara bagian New South Wales termasuk di Sydney, yang merupakan kota terbesar di Australia.
Profesor Will Steffen dari Climate Councillor menuding pemerintah tidak tanggap dengan bencana yang terjadi.
“Mereka tidak paham keseriusan dampak dari apa yang kita hadapi saat ini. Termasuk terkait tuntutan rakyat Australia mengenai dampak perubahan iklim,” kata Steffen.
- Kawasan Timur
Kebakaran di kawasan timur Australia seperti di negara bagian New South Wales merupakan yang terburuk sejak 2009, yang menewaskan 173 orang.
Dinas kebakaran di NSW menyebut tingkat kebakaran saat ini telah mencapai level bencana atau catastrophic. Level ini dbuat pertama kali saat kebarakan lahan besar yang terjadi 2009 lalu dan disebut Black Saturday.
- Negara Bagian Lain
Selain New South Wales, kebakaran yang merebak sejak November ini juga mengenai Queensland, South Australia dan Western Australia.
Selama 20 tahun terakhir ini, para ilmuwan sudah mengingatkan berulang kali perubahan iklim bisa berdampak pada kebakaran lahan parah di Australia.
Ini membuat ancaman keselamatan bagi warga dan properti meningkat drastis. Api juga semakin sulit dipadamkan karena cuaca yang panas.
Ini membuat biaya pemadaman api semakin mahal karena membutuhkan lebih banyak alat, air dan jumlah petugas seperti dilansir Climate Council.
- Curah Hujan
Tingkat curah hujan dari Januari hingga Agustus 2019 merupakan yang terendah untuk daerah New South Wales dan Queensland.
Ini membuat tingkat kelembaban tanah menjadi turun ke titik terendah. Ini juga membuat tumbuhan di atasnya menjadi kering sehingga mudah terbakar dan munculnya titik-titik api di banyak lahan yang mengalami kebakaran sejak beberapa waktu terakhir.