Indonesia Dukung Inisiatif Fokus ke Laut

Reporter

Budi setyarso

Selasa, 3 Desember 2019 05:23 WIB

Pemandangan es yang mencair di Kangerlussuaq, Greenland, 1 Agustus 2019. Seorang ilmuwan iklim di Danish Meteorological Institute menyatakan bahwa area lapisan es Greenland telah menunjukkan indikasi lelehan setiap hari dan mencapai rekor tahun itu hingga 56,6 persen pada Rabu (31/7) lalu. CASPAR HAARLOEV VIA REUTERS

TEMPO.CO, Madrid - Delegasi Republik Indonesia menyatakan mendukung inisiatif Chile untuk fokus ke laut dalam usaha menurunkan emisi karbon. Dalam konferensi Perubahan Iklim COP25 di Madrid, Spanyol, Chile mencanangkan gerakan biru, merujuk pada lautan. “Indonesia telah mendukung gerakan ini, sejak Chile mengkampanyekannya di Bonn, Juni lalu,” kata Ruandha Agung Sugardiman, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memimpin tim negosiator Indonesia pada COP25, Senin 2 Desember 2019 sore waktu setempat.

Lautan disebut telah menyerap 93 persen dari efek gas rumah kaca sejak 1970-an. Di sisi lain, peningkatan suhu air telah mengubah sirkulasi laut secara drastis. Arus laut membawa panas dari daerah tropis ke Kutub, turun ke laut dalam, menentukan pola curah hujan dan suhu permukaan. Semua ini pada gilirannya mempengaruhi iklim global. Caroline Schmidt, Menteri Lingkungan Chile yang memimpin konferensi, menyatakan perlunya negara-negara memberi perhatian ke laut. “COP25 harus menjadi COP yang biru,” kata dia dalam pidato setelah menerima kepemimpinan dari Presiden COP sebelumnya, Michal Kurtyika dari Polandia.

Ruandha menyebutkan, Indonesia yang 80 persen wilayahnya terdiri dari laut sangat berkepentingan dengan inisiatif Chile yang juga telah didukung 30-an negara termasuk Inggris. Menurut dia, efek lautan dalam menurunkan emisi memang belum didukung penelitian saintifik. Karena itu, ia menambahkan, jika inisiatif ini disetujui, negara-negara peserta COP harus mengalokasikan anggaran untuk penelitian. “Ini kesempatan bagi kita mendapatkan dana dari dunia internasional,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Pemimpin juru runding itu menambahkan, lautan merupakan sumber pangan dan energi masa depan. Namun, agar kekayaan itu bisa bertahan, ia mengingatkan, suhu airnya harus terus dijaga. Setiap kenaikan permukaan air laut, ada jenis ikan yang terancam. Dalam kaitan inilah, inisiatif “kembali ke laut” relevan dengan pengendalian perubahan iklim.

Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Aloe Dahong menyatakan, penelitian secara parsial tentang laut dalam kaitannya dengan perubahan iklim sebenarnya sudah ada. Misalnya, kata dia, yang berkaitan dengan terumbu karang. “Memang perlu penelitian lebih lanjut untuk lautan ini,” kata dia.

Usaha menurunkan emisi selama ini lebih fokus ke hutan. Salah satu yang terpenting —tapi sekaligus masih menjadi perdebatan di antara negara-negara peserta COP— dari kesepakatan Paris pada 2015 adalah perdagangan karbon. Dalam konsep ini, negara-negara yang bisa mempertahankan emisi di bawah batas tertentu bisa menjual sisanya ke negara lain yang telah melewati angka itu. Namun, mekanisme lebih lanjut perdagangan masih belum disepakati.

Inisiatif “fokus ke laut” disiapkan oleh Chile, yang sebenarnya menjadi tuan rumah konferensi tahunan ini. Tahun ini memang giliran Amerika Latin untuk menyelenggarakan COP. Chile membatalkan acara ini akibat gejolak politik di negara itu dalam beberapa bulan terakhir. Spanyol dalam waktu singkat menawarkan diri menjadi tuan rumah dan disetujui.

COP25 ini disebut sebagai konferensi yang strategis karena tahun depan mulai pelaksanaan Perjanjian Paris. Dihadiri perwakilan hampir 200 negara, konferensi ini menegaskan komitmen yang lebih ambisius dalam mengendalikan perubahan iklim. Negara-negara telah bersepakat menurunkan emisi global 7,6 persen per tahun selama sepuluh tahun hingga 2030. Tujuannya membatasi suhu agar tidak naik melampaui 1,5 derajat Celcius. “Saatnya berpaling ke laut dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,” kata Caroline Schmidt.

Budi Setyarso (Madrid)

Berita terkait

Taylor Swift, Linkin Park hingga Efek Rumah Kaca Punya Lagu Judul Desember, Ini Makna dan Liriknya

7 Desember 2023

Taylor Swift, Linkin Park hingga Efek Rumah Kaca Punya Lagu Judul Desember, Ini Makna dan Liriknya

Judul lagu Desember terdapat di album Taylor Swift, Linkin Park, Maharani Kahar dan Efek Rumah Kaca. Ini penggalan lirik dan maknanya.

Baca Selengkapnya

Digelar di Dubai, Apa Itu COP28?

7 Desember 2023

Digelar di Dubai, Apa Itu COP28?

COP28 merupakan badan pengambil keputusan tertinggi pada Konvensi Rangka Kerja PBB tentang perubahan iklim (UNFCCC).

Baca Selengkapnya

Konferensi Perubahan Iklim COP28 di Dubai Dibuka Hari Ini , Apa Peran Indonesia?

30 November 2023

Konferensi Perubahan Iklim COP28 di Dubai Dibuka Hari Ini , Apa Peran Indonesia?

Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau COP28 bakal memaparkan hasil evaluasi perjalanan Perjanjian Paris.

Baca Selengkapnya

COP28: Isu Utama Apa yang Dibahas di Konferensi Perubahan Iklim PBB?

28 November 2023

COP28: Isu Utama Apa yang Dibahas di Konferensi Perubahan Iklim PBB?

Ini isu-isu utama dalam perundingan COP28 selama dua minggu yang dimulai pada 30 November di Dubai.

Baca Selengkapnya

Siapa yang Hadiri Konferensi Iklim PBB COP28 di Dubai Lusa, Ini Daftarnya

28 November 2023

Siapa yang Hadiri Konferensi Iklim PBB COP28 di Dubai Lusa, Ini Daftarnya

Ini beberapa pemain utama dan blok perundingan yang terlibat dalam konferensi COP28 yang dimulai 30 November 2023 di Dubai.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

10 November 2023

Pengusaha Sebut Indonesia telah Buka Skema Perdagangan Karbon Serap Emisi Gas Rumah Kaca

Indonesia telah membuka skema perdagangan karbon untuk meningkatkan serapan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

Baca Selengkapnya

Induk Usaha Uniqlo Targetkan Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca 90 Persen pada 2030

9 November 2023

Induk Usaha Uniqlo Targetkan Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca 90 Persen pada 2030

Fast Retailing Group Senior Executive Officer, Koji Yanai, mengatakan pihaknya telah berinisiatif untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca dan mewujudkan target tahun fiskal 2030.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sesali Absennya Pemerintah Indonesia dalam KTT Tiga Basin di Kongo

31 Oktober 2023

Greenpeace Sesali Absennya Pemerintah Indonesia dalam KTT Tiga Basin di Kongo

Greenpeace menyesali absennya pemerintah Indonesia dalam KTT Tiga Basin di Kongo untuk mendiskusikan penyelamatan hutan hujan tropis.

Baca Selengkapnya

Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

28 Oktober 2023

Uni Emirat Arab Tak Berniat Jadi Tuan Rumah COP29, setelah Putin Tolak Berlangsung di Eropa Timur

Uni Emirat Arab tidak akan menjadi tuan rumah perundingan iklim COP29 tahun depan.

Baca Selengkapnya

Memahami Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim, Apa Penyebabnya?

12 Oktober 2023

Memahami Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim, Apa Penyebabnya?

Apa itu cuaca ekstrem dan penyebab perubahan iklim? Bagaimana mitigasi terhadap bencana alam jenis ini?

Baca Selengkapnya