Hong Kong Masuki Masa Resesi Ekonomi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Senin, 28 Oktober 2019 18:14 WIB

Pekerja kantor anti-pemerintah mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan yang diharapkan atas masker wajah di bawah hukum darurat, di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Hong Kong – Pemerintah Hong Kong mengatakan wilayah semi-otonomi ini memasuki masa resesi setelah didera unjuk rasa besar-besaran selama lima bulan terakhir, yang kerap berakhir rusuh pada demonstrasi akhir pekan.

“Pukulan terhadap ekonomi kita (dari unjuk rasa) komprehensif,” kata Pau Chan, menteri Keuangan Hong Kong, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin, 28 Oktober 2019.

Chan mengatakan ini lewat tulisan di blog sambil menambahkan prediksi awal pertumbuhan Produk Domestik Bruto pada kwartal ketiga pada Kamis nanti akan menunjukkan dua kwartal berturut-turut mengalami kontraksi. Ini merupakan definisi teknis untuk resesi ekonomi atau pertumbuhan ekonomi negatif.

Chan juga mengatakan kondisinya saat ini sulit untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah yaitu kisaran 0 – 1 persen pada akhir tahun.

Demonstrasi besar kembali terjadi pada Ahad pekan lalu dengan peserta menyuarakan tindakan brutal polisi, membela Muslim dan wartawan. Polisi menyemprotkan kanon air atau water cannon terhadap sejumlah warga yang berdiri di depan masjid.

Advertising
Advertising

Sejumlah wartawan juga mengalami luka saat meliput demonstrasi pro-Demokrasi ini. Pusat perbelanjaan dan kegiatan turisme terganggu akibat sering tutup karena demonstrasi dan vandalisme yang kerap terjadi.

Rekaman televisi menunjukkan sejumlah demonstran, yang memasuki hotel di Kowloon dan jalan arteri di Road Nathan, memasang barikade dan menyalakan api. Mereka juga terekam menyemprotkan bensin dari platik botol dan membakar pintu masuk kereta api.

Di salah satu stasiun MRT, sejumlah pemrotes terlihat mengarahkan besi panjang panas yang terbakar ke arah polisi.

Polisi menyebut menembakkan 88 kaleng gas air mata, dan 27 peluru karet pada Ahad kemarin.

Serikat pekerja RTHK mengatakan telah meminta polisi untuk mengidentifikasi penyerang wartawan yang mengenakan masker wajah dan mencopot masker itu. Padahal wartawan yang sedang bertugas mengenakan jaket jurnalis dan memperkenalkan dirinya sebagai wartawan.

Belum jelas apakah wartawan ini mengenakan masker gas untuk melindungi wajahnya dari serangan gas air mata. Ini karena otoritas Hong Kong melarang penggunaan masker dalam unjuk rasa dengan mengaktifkan kembali sebuah undang-undang darurat. Hong Kong Free Press juga meminta agar seorang fotografernya yang ditahan segera dibebaskan.

Unjuk rasa di Hong Kong, seperti dilansir Reuters, awalnya menuntut agar pemerintah membatalkan pembahasan legislasi ekstradisi. Meskipun akhirnya pembahasan legislasi ini dibatalkan dan RUU itu ditarik, warga terus menggelar unjuk rasa meminta diterapkannya sistem demokrasi. Ini agar warga bisa memilih pemimpin sendiri.

Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

1 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

1 hari lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

2 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

2 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya