Donald Trump Mau Perusahaan AS Kuasai Ladang Minyak Suriah

Senin, 28 Oktober 2019 11:00 WIB

Presiden AS Donald Trump membuat pernyataan di Gedung Putih menyusul laporan bahwa pasukan AS menyerang pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi di Suriah utara, di Washington, AS, 27 Oktober 2019. Trump pada hari Minggu mengumumkan bahwa Abu Bakar al Baghdadi meninggal selama serangan semalam yang dipimpin oleh pasukan militer AS di Suriah, sebuah kemenangan besar saat ia melawan penyelidikan pemakzulan yang dipimpin Demokrat. [REUTERS / Joshua Roberts]

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Ahad Presiden Donald Trump mengusulkan agar Exxon Mobil atau perusahaan minyak AS lain agar mengoperasikan ladang minyak di Suriah.

"Apa yang ingin saya lakukan, mungkin, adalah membuat kesepakatan dengan ExxonMobil atau salah satu perusahaan besar kami untuk masuk ke sana dan melakukannya dengan benar...dan menyebarkan kekayaan," kata Trump dalam konferensi pers setelah mengumumkan kematian Abu Bakr al Baghdadi, seperti dikutip dari Reuters, 28 Oktober 2019.

Exxon Mobil Corp dan Chevron Corp, dua perusahaan minyak terbesar AS yang beroperasi di Timur Tengah, menolak berkomentar.

Namun pernyataan Donald Trump yang mau menguasai minyak Suriah, memicu pertanyaan apakah menguasai minyak Suriah adalah hal yang legal.

"Hukum internasional berupaya melindungi dari eksploitasi semacam ini," kata Laurie Blank, seorang profesor Emory Law School dan direktur Center for International dan Comparative Law.

Advertising
Advertising

"Ini bukan hanya langkah hukum yang meragukan, itu mengirimkan pesan ke seluruh wilayah dan dunia bahwa Amerika ingin mencuri minyak," kata Bruce Riedel, seorang mantan penasihat keamanan nasional dan sekarang peneliti senior di lembaga riset Brookings Institution.

"Gagasan bahwa Amerika Serikat akan 'menyimpan minyak' di tangan ExxonMobil atau perusahaan AS lainnya tidak bermoral dan mungkin ilegal," kata Jeff Colgan, seorang profesor ilmu politik dan studi internasional di Brown University. Colgan juga mengatakan perusahaan-perusahaan AS akan menghadapi sejumlah tantangan praktis untuk beroperasi di Suriah.

Bahkan mendapatkan Exxon atau perusahaan minyak besar lainnya untuk mengembangkan minyak Suriah akan terhambat mengingat infrastruktur yang relatif terbatas dan output yang kecil, kata Ellen R. Wald, seorang peneliti senior di Atlantic Council’s Global Energy Center.

Para anggota Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) berdiri di dekat sebuah lokasi kilang minyak setelah kampanye militer pembebasan situs-situs minyak dari pemberontak Islam di Al-Rmelan, provinsi Qamshli 11 November 2013. [REUTERS / Stringer]

Suriah memproduksi sekitar 380.000 barel minyak per hari sebelum perang saudara di negara itu meletus. Laporan IMF pada 2016 memperkirakan bahwa produksi telah menurun menjadi hanya 40.000 barel per hari.

Meski demikian, Amerika Serikat harus khawatir tentang nasib ladang minyak Suriah, kata Alex Cranberg, ketua perusahaan energi Aspect Holdings LLC, yang telah mengeksplorasi produksi di Kurdistan Irak tetapi tidak lagi memiliki proyek aktif di wilayah tersebut.

"Bukannya minyak itu sendiri sangat berarti bagi AS, tetapi bahwa penyalahgunaannya dapat mendanai masalah di masa depan bagi kami" jika jatuh ke tangan yang salah, kata Cranberg.

"Kontrol AS atas disposisi ladang minyak dan mata uang yang mereka tawarkan akan memberikan pengaruh signifikan terhadap bentuk masa depan Suriah," katanya.

Robert O'Brien, penasihat Keamanan Nasional AS untuk presiden, mengatakan kehadiran militer AS akan diperlukan untuk melindungi ladang minyak Suriah.

"Kami akan berada di sana selama periode waktu untuk mempertahankan kendali atas ladang minyak dan memastikan bahwa tidak ada kebangkitan ISIS dan memastikan bahwa Kurdi memiliki beberapa pendapatan dari ladang-ladang minyak itu," kata O'Brien.

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

10 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

2 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

5 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

10 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

10 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

11 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

13 hari lalu

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo merespons soal imbas konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

14 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya