Eksil Pemimpin Partai Oposisi Kamboja Dilarang Masuk Thailand
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Kamis, 24 Oktober 2019 15:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Eksil pemimpin oposisi Kamboja ditolak masuk Thailand akhir ketika dia berencana kembali ke Kamboja bulan depan.
Mu Sochua, wakil presiden oposisi Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) yang dilarang pemerintah, tiba di Bandara Suvarnabhumi Thailand pada Minggu sore, kata Human Rights Watch, seperti dikutip dari Reuters, 24 Oktober 2019.
"Dia dihentikan di Imigrasi Thailand selama beberapa jam, dan akhirnya ditolak aksesnya ke Thailand," kata kelompok hak asasi manusia, seraya menambahkan bahwa dia diizinkan memesan penerbangan untuk kembali ke negara tempat dia berasal.
Tidak jelas mengapa Sochua ditolak masuk. Polisi Thailand belum berkomentar.
Insiden itu terjadi menjelang rencana kembalinya para pemimpin oposisi di pengasingan, termasuk Sam Rainsy dan Mu Sochua, ke Kamboja pada 9 November, Hari Kemerdekaan Kamboja, untuk menggalang dukungan melawan rezim Perdana Menteri Hun Sen.
Pendiri CNRP Sam Rainsy melarikan diri ke Prancis empat tahun lalu, menyusul hukuman karena pencemaran nama baik di mana ia diperintahkan untuk membayar US$ 1 juta atau Rp 14 miliar sebagai kompensasi. Dia juga menghadapi hukuman penjara lima tahun dalam kasus terpisah.
Bulan lalu, Kamboja menangkap enam aktivis politik karena dugaan komplotan untuk mendukung Rainsy jika ia kembali, sehingga jumlah aktivis untuk partai oposisi yang dilarang yang telah ditahan tahun ini menjadi setidaknya 30 orang.
Para pengkritik menggambarkan Kamboja sebagai negara yang pada dasarnya satu partai sejak Mahkamah Agung membubarkan CNRP pada akhir 2017, berbulan-bulan sebelum pemilihan tahun lalu di mana partai lama Perdana Menteri Hun Sen memenangkan semua kursi di parlemen.
Pemimpin CNRP, Kem Sokha, telah ditahan selama dua tahun, tahun terakhir di bawah tahanan rumah, sambil menunggu persidangan atas tuduhan merencanakan untuk menggulingkan pemerintah Kamboja.