PM Singapura: Pendemo Hong Kong Ingin Permalukan Pemerintah

Jumat, 18 Oktober 2019 20:00 WIB

PM Singapura Lee Hsien Loong. REUTERS/Edgar Su

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan tuntutan pendemo Hong Kong bertujuan untuk mempermalukan pemerintah Hong Kong.

Lee Hsien Loong mengatakan jika Hong Kong tidak berhasil dalam konstitusi mini, yang dikenal dengan Basic Law atau Undang-undang Dasar, akan sangat sulit membayangkan model tata kelola "satu negara, dua sistem", yang berlaku sejak kembalinya Hong Kong ke pemerintahan Cina pada tahun 1997 dapat berlangsung hingga 2047, ketika sistem dimaksudkan untuk kedaluwarsa.

Dikutip dari South China Morning Post, 18 Oktober 2019, Lee mengatakan model satu negara, dua sistem bisa berhasil namun tidak mudah.

Berbicara dalam Forbes Global CEO Conference, Lee juga menekankan bahwa Singapura tidak mungkin mendapat manfaat dari kesengsaraan Hong Kong karena sangat bergantung pada investor yang memiliki kepercayaan di seluruh kawasan.

Ini adalah komentar paling signifikan dari pemimpin Singapura tentang protes yang telah melanda Hong Kong selama 19 minggu berturut-turut.

Advertising
Advertising

"Saya tidak melihat jalan keluar yang mudah karena para pendemo, mereka mengatakan mereka memiliki lima tuntutan utama, dan tidak ada yang dapat dikompromikan," kata perdana menteri berusia 67 tahun ketika ditanya tentang Hong Kong oleh Steve Forbes, ketua dan pemimpin redaksi Forbes Media.

Para pendemo menyampaikan lima tuntutan: penyelidikan atas dugaan kebrutalan polisi selama protes; penarikan RUU ekstradisi yang kontroversial; amnesti penuh untuk semua yang ditangkap selama protes; pencabutan klasifikasi pemrotes sebagai perusuh; dan implementasi hak pilih universal penuh di kota semi-otonom Cina.

"Tapi itu bukan tuntutan yang dimaksudkan sebagai program untuk memecahkan masalah Hong Kong. Itu adalah tuntutan yang dimaksudkan untuk mempermalukan dan menjatuhkan pemerintah," kata Lee.

Ketua Eksekutif Hong Kong Carrie Lam tiba untuk menyampaikan pidato kebijakan tahunannya, sebagai protes anggota parlemen pro-demokrasi, di Dewan Legislatif di Hong Kong, Cina, 16 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

Lee menggambarkan peristiwa ketika Carrie Lam diejek oleh anggota parlemen pro demokrasi di Dewan Legislatif, sebagai peristiwa yang menyedihkan.

Lee menegaskan tidak ada sisi positif yang diperoleh Singapura dari demonstrasi Hong Kong, karena Singapura bergantung pada perdagangan berkembang hanya ketika negara-negara lain makmur dan melakukan bisnis dengannya.

Dia mengatakan model "satu negara, dua sistem" adalah penyebab utama ketidakbahagiaan bagi Hong Kong dan pemerintah di Beijing. Sistem ini mengharuskan Cina untuk berpikir tidak hanya tentang satu negara tetapi juga memperhatikan dua sistem, kata Lee, dalam kasus Hong Kong penduduk perlu menganggap diri mereka sebagai bagian dari satu negara.

Lee menambahkan, bagaimanapun, bahwa tidak ada solusi sederhana, karena Hong Kong ada sebagai wilayah administrasi khusus (SAR) bukan negara, dan bahwa Hong Kong harus hidup dalam sistem seperti itu.

Jika Undang-undang Dasar Hong Kong tidak bekerja, PM Lee Hsien Loong mengatakan akan sangat sulit untuk membayangkan bahwa satu negara, dua sistem Hong Kong dapat berlanjut hingga 2047.

Berita terkait

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

23 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

1 hari lalu

Clarke Quay Hadir dengan Wajah Baru Destinasi Hiburan Siang dan Malam di Singapura

Clarke Quay selama ini dikenala sebagai kawasan destinasi hiburan malam di Singapura, kin hadir dengan wajah baru

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

2 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

3 hari lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

3 hari lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

5 hari lalu

Alasan Pengamat Sebut Jokowi dan SBY Jadi Mentor Andal Prabowo

Pengamat menilai hubungan Jokowi dengan Megawati yang renggang membuat Jokowi dan Prabowo akan terus bersama.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

6 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

6 hari lalu

5 Fakta Prabowo Dikenalkan Ke PM Singapura Terpilih Lawrence Wong

Wakil Perdana Menteri sekaligus pengganti PM Singapura Lawrence Wong mengajak Prabowo Subianto untuk foto bersama di Istana Bogor, Senin.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

7 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya