Korban Topan Hagibis Ditolak Petugas Penampungan, Kenapa?

Rabu, 16 Oktober 2019 15:30 WIB

Helikopter militer Jepang terbang di atas wilayah pemukiman yang dibanjiri oleh sungai Chikuma akibat Topan Hagibis di Nagano, Jepang, Ahad, 13 Oktober 2019. Topan ini menyebabkan ribuan rumah terendam, dan ratusan ribu warga hidup tanpa aliran listrik. REUTERS/Kyodo

TEMPO.CO, Jakarta - Dua laki-laki tunawisma korban badai Topan Hagibis di Jepang ditolak petugas penampungan evakuasi karena perbedaan alamat domisili. Tindakan ini langsung menuai kecaman keras, khususnya dari Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.

Perdana Menteri Abe berjanji segera mengambil tindakan begitu membaca laporan dua laki-laki tunawisma ditolak masuk ke tempat perlindungan badai di Tokyo karena bukan warga sekitar tempat penampung. Abe juga mengatakan di hadapan parlemen Jepang bahwa dua tunawisma itu seharusnya diberi perlindungan.

Angin topan Hagibis menyapu wilayah tengah dan timur Jepang, pada Sabtu, 12 Oktober 2019. Musibah ini menewaskan sedikitnya 74 orang, dimana jumlah korban tewas diperkirakan bertambah seiring upaya pencarian yang terus berlanjut.

Selain korban jiwa, topan Hagibis telah menyebabkan ribuan rumah terputus aliran listrik dan air bersih.

Tiang listrik dan sejumlah rumah roboh usai diterjang Topan Hagibis di daerah Tokyo di Ichihara, timur Tokyo, Jepang, 12 Oktober 2019. Angin topan ini diperkirakan bakal menjadi yang terkuat melanda Tokyo sejak 1958. Warga diminta bersiap-siap menghadapi terjadinya gelombang tinggi dan hempasan badai. Mandatory credit Kyodo/via REUTERS

Advertising
Advertising

Kasus dua laki-laki tunawisma ditolak masuk tempat penampungan gara-gara beda domisili, terungkap saat salah satu korban penolakan, 64 tahun, menceriakan kepada surat kabar Asashi Shimbun Jepang, kalau dia tidak boleh masuk area penampungan ketika tiba di pusat evakuasi Taito pada Sabtu pagi, 13 Oktober 2019.

Lantaran hembusan angin sangat kuat dan hujan lebat, ia memohon diizinkan masuk, namun begitu selesai menuliskan nama dan alamat ia ditolak oleh seorang pegawai karena beda domisili.

Laki-laki yang tidak dipublikasikan identitasnya itu, tinggal di utara pulau Hokkaido, Jepang. Sedangkan tempat penampungan Taito hanya diperuntukkan bagi warga sekitar. Akibatnya, ia harus beristirahat pada malam itu di bawah payung plastik, yang sebagian terlindung atap bangunan.

Surat kabar dalam laporannya menulis, seorang laki-laki tunawisma lainnya juga ditolak ketika datang ke fasilitas penampungan Taito pada sore harinya.

Karena kejadian ini, petugas pusat evakuasi menyampaikan permohonan maaf dan mengatakan akan kembali meninjau prosedur penerimaan warga sehingga dapat membantu warga yang tinggal di wilayah lain.

Media sosial dibanjiri kritikan atas insiden yang terjadi ini. Banyak pengguna media sosial mengecam tindakan ini sebagai pelanggaran HAM.

“Apakah ini negara yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade di Tokyo? Orang-orang dari luar negeri akan melihat ini dan berpikir ini adalah negara yang mengerikan,” tulis akun twitter @G_takatoshi .

Sementara itu, seorang laki-laki tunawisma ditemukan tewas pada Selasa, 15 Oktober 2019 di dekat sungai yang meluap. Polisi menduga ia tinggal di dekat sungai dan tenggelam dalam banjir.

Topan Hagibis merupakan bencana alam berupa angin kencang, yang disertai hujan lebat hingga memicu tanah longsor. Sungai-sungai meluap airnya, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

KANIA SUKU - aljazeera.com

Berita terkait

Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

9 jam lalu

Jepang Tunda Pembangunan Penghalang Gunung Fuji

Wisatawan memiliki waktu beberapa hari lagi untuk memotret Gunung Fuji di tempat yang populer setelah pembangunan penghalang ditunda

Baca Selengkapnya

Rumah Kosong di Jepang Cetak Rekor Baru, Tembus 9 Juta Unit

1 hari lalu

Rumah Kosong di Jepang Cetak Rekor Baru, Tembus 9 Juta Unit

Jepang mencatat rekor baru rumah kosong sebanyak 9 juta unit. Angka kelahiran yang rendah menjadi pemicu banyaknya rumah kosong.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

2 hari lalu

Jepang Kucurkan Rp4,7 Miliar untuk Bantu Dukung Rehabilitasi dan Reintegrasi Sosial Narapidana Teroris di Nusakambangan

Jepang berharap bisa memperkuat dukungan rehabilitasi yang tepat bagi para narapidana terorisme di Lapas Nusakambangan.

Baca Selengkapnya

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

2 hari lalu

Jangan Coba Kasih Tip ke Staf Hotel atau Restoran di Dua Negara Ini, Bisa Dianggap Tak Sopan

Layanan kepada pelanggan di restoran dipandang sebagai bagian dari makanan yang telah dibayar, jadi tak mengharapkan tip.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

4 hari lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

5 hari lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

5 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

6 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya