Krisis Keuangan, Pegawai PBB Terancam Tak Gajian

Kamis, 10 Oktober 2019 13:30 WIB

Logo Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pintu di kantor pusatnya di New York, AS.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, meminta negara-negara anggota untuk melunasi uang iuran rutin mereka ke PBB. Himbauan itu disampaikan setelah PBB menghadapi krisis keuangan yang parah, hingga berdampak pada gaji staf yang mungkin tidak dibayarkan bulan depan.

Guterres pada Selasa, 8 Oktober 2019 di sidang Majelis Umum PBB untuk membahas usulan anggaran 2020 mengatakan PBB mengalami defisit terburuk dalam satu dasawarsa. Dalam kesempatan itu, Guterres juga mengingatkan, pada November mendatang PBB mungkin tidak memiliki uang tunai yang cukup digunakan untuk menggaji para staf.

"Pekerjaan dan reformasi kami dalam bahaya," kata Guterres.

Menuju ulang tahun ke-75, PBB menghadapi banyak tantangan dimana PBB harus bergulat dengan berubahnya tatanan dunia juga krisis pendanaan yang telah diintensifkan oleh dorongan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Presiden Trump memangkas kontribusi Amerika Serikat sebesar seperempat miliar dollar pada anggaran PBB.

Guterres mengatakan sejak Januari 2019 berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi pengeluaran. Sebab tanpa adanya langkah-langkah seperti itu, PBB mungkin tidak akan memiliki dana untuk menggelar sidang Majelis Umum pada September lalu.

Advertising
Advertising

Guterres meminta negara-negara yang menjadi anggota PBB kembali berkomitmen untuk membayar biaya yang menjadi kewajiban mereka secara penuh dan tepat waktu.

Pada akhir September 2019, baru 70 persen dari jumlah yang dibutuhkan untuk operasi anggaran yang dibayarkan. PBB bisa mengalami default membayar gaji dan pembelian barang dan jasa pada akhir November ini kecuali jika lebih banyak negara anggota yang membayar kewajiban mereka secara penuh.

Amerika Serikat telah memberikan tekanan kepada PBB agar melakukan pemotongan terhadap fungsi (operasional) PBB. Saat yang sama, Trump memuji Sekjen PBB Guterres karena mau secara terbuka membuka kondisi kepengurusan PBB.

Menurut laporan Layanan Penelitian Kongres pada 2018, Amerika Serikat diperkirakan akan menutupi 22 persen dari anggaran rutin PBB. Washington cenderung membayar pada akhir tahun dan saat ini pada tahap belum melunasi pembayaran.

Amerika Serikat memiliki kewajiban menyumbang US$ 674 juta atau Rp 9,5 triliun ke anggaran regular PBB periode 2018-2019. Namun juru bicara PBB menyebut Amerika Serikat berutang total US$1,055 miliar yang merupakan utang kumulatif yang terutang dari tahun-tahun sebelumnya.

Di bawah pemerintahan Trump, Amerika Serikat telah mengurangi komitmen internasionalnya termasuk mempertimbangkan kembali sejumlah perjanjian, diantaranya menarik diri dari kesepakatan pengendalian senjata nuklir jarak menengah dengan Rusia.

KANIA SUKU - REUTERS

Berita terkait

Universitas Columbia Batalkan Upacara Wisuda karena Protes Pro-Palestina

2 menit lalu

Universitas Columbia Batalkan Upacara Wisuda karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

1 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

3 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

18 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

18 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

18 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

18 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

21 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

22 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

1 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya