Carrie Lam Bela UU Darurat, Warga Hong Kong Menolak

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 6 Oktober 2019 11:01 WIB

Pekerja kantor anti-pemerintah mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan yang diharapkan atas masker wajah di bawah hukum darurat, di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Hong Kong – Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan Undang – Undang Darurat diterapkan karena sering terjadi kerusuhan besar saat demonstrasi selama beberapa bulan terakhir.

Layanan transportasi kereta api dan bus terlihat nyaris berhenti total di Hong Kong pasca kerusuhan pada Jumat malam antara demonstran dan petugas polisi.

Banyak toko dan pusat perbelanjaan yang tutup setelah seorang demonstran remaja berusia 14 tahun tertembak saat berunjuk rasa pasca pengumuman penerapan UU Darurat.

“Perilaku radikal para perusuh membuat Hong Kong mengalami malam yang sangat gelap dan membuat masyarakat nyaris lumpuh hari ini,” kata Carrie Lam, kepala eksekutif Hong Kong, dalam pernyataan pertamanya pasca penerapan UU Darurat, seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 5 Oktober 2019.

Demonstran menyerang polisi dan membakar beberapa titik di stasiun kereta api, yang menimbulkan kerusakan.

Advertising
Advertising

“Tindak kekerasan ekstrim ini jelas membuat keselamatan publik Hong Kong terancam,” kata Carrie Lam dalam rekaman video yang ditayangkan stasiun televisi setempat.

Dia melanjutkan,”Ini merupakan alasan kongkrit mengapa kami menerapkan UU Darurat kemarin untuk melarang penggunaan masker.”

UU Darurat ini, yang pertama kali diterapkan pada 1922 memungkinkan otoritas untuk membuat sejumlah aturan dengan alasan keamanan publik.

UU Darurat ini dibuat oleh pemerintah Inggris, yang mengontrol Hong Kong saat itu, untuk mencegah nelayan dan pelaut melakukan mogok kerja karena memprotes bayaran yang dianggap terlalu kecil.

Demonstrasi yang terjadi di Hong Kong saat ini telah berlangsung selama empat bulan untuk menolak legislasi ekstradisi, yang memungkinkan otoritas mengekstradisi tersangka ke Cina jika dianggap melanggar aturan di sana.

Meski legislasi ini telah ditarik dari parlemen Hong Kong, warga terus berunjuk rasa mendesak diterapkannya sistem demokrasi secara penuh. Mereka menuntut hak untuk memilih sendiri pemimpinnya. Saat ini, kepala eksekutif Hong Kong merupakan pejabat yang ditunjuk oleh Beijing.

Demonstran kerap berunjuk rasa sambil mengenakan masker untuk menutupi identitas mereka dari petugas polisi. Terlebih, demonstrasi kerap berakhir dengan kerusuhan antara peserta dan polisi.

Pasca rusuh pada Jumat malam kemarin, otoritas Hong Kong menghentikan nyaris semua layanan kereta api dan bus. Pusat perbelanjaan dan supermarket juga tutup sehingga kota terasa lengang dan sepi pada Sabtu.

Namun, ribuan warga Hong Kong kembali turun ke jalan memprotes aturan pelarangan penggunaan masker, yang mereka sebut sebagai hak dasar.

Berita terkait

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

3 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

4 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

5 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

6 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

7 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

8 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

10 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

10 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

11 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya