Ditembak Peluru Karet, Jurnalis Indonesia Gugat Polisi Hong Kong

Selasa, 1 Oktober 2019 09:00 WIB

Tim medis tiba setelah jurnalis Indonesia Veby Mega ditembak peluru karet oleh polisi Hong Kong di Wan Chai pada Minggu, 29 September 2019.[Felix Wong/South China Morning Post]

TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis Indonesia yang ditembak peluru karet saat meliput demonstrasi Hong Kong akan menuntut komisioner kepolisian dan meminta menyelidiki insiden tersebut.

Kuasa hukum Veby Mega, Michael Vidler, pada Senin mengatakan petugas polisi yang menembak Veby dengan sudut rendah dari jarak 12 meter telah membahayakan nyawa Veby.

Vidler, seperti dikutip dari South China Morning Post pada 1 Oktober 2019, mengatakan Veby akan menguggat kepolisian atas insiden ini.

KJRI Hong Kong juga meminta kepolisian untuk mengusut kasus ini dalam surat yang dikirim ke kepolisian.

Veby terluka di dahi dan matanya setelah seorang petugas polisi anti huru hara menembakkan peluru karet ketika dia berdiri di jalan layang yang menghubungkan Menara Imigrasi ke stasiun MTR Wan Chai.

Advertising
Advertising

Pada Ahad Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri mengatakan kondisi Veby sudah stabil dan terus membaik. KJRI Hong Kong kembali menjenguk dan memberikan bantuan kekonsuleran kepada korban. Veby diketahui bekerja untuk media lokal di Hong Kong, Suara.

"KJRI Hong Kong telah berkoordinasi dengan perusahaan tempat Veby bekerja mengenai pelindungan hak-hak ketenagakerjaan yang bersangkutan. KJRI juga telah memfasilitasi komunikasi Vega dengan keluarga di Indonesia," demikian keterangan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Senin, 30 September 2019.

Kepala Inspektur John Tse Chun-chung berdalih ada wartawan dan pengunjuk rasa di tempat kejadian. Saat kejadian pengunjuk rasa melemparkan setidaknya dua bom bensin dari jembatan, membahayakan nyawa para petugas.

"Kami telah mengirimkan simpati kami kepada jurnalis dan menghubungi dia melalui perwakilan dari konsulat Indonesia. Dia mengatakan dia perlu istirahat dan menolak untuk memberikan pernyataan kepada polisi, tetapi dia akan mengajukan pengaduan melalui pengacaranya nanti," kata Tse.

Vidler mengatakan polisi harus bertanggung jawab atas cedera tersebut karena Veby jelas dapat diidentifikasi sebagai anggota pers yang tidak memiliki ancaman.

Dia mengatakan proyektil itu, yang diyakini sebagai peluru karet, mengenai kacamata pelindung Veby dari jarak sekitar 12 meter.

Tembakan menyebabkan cedera parah pada mata kanannya, luka di dekat mata kanannya yang membutuhkan jahitan dan cedera pada mata kirinya. Dia menambahkan, gangguan penglihatan yang substansial masih memungkinkan.

"Proyektil ini ditembakkan dari jarak yang berpotensi mematikan dan sudut rendah di mana dampaknya hanya bisa terjadi pada tubuh bagian atas atau kepala. Ini melanggar pedoman yang dikeluarkan oleh produsen senjata, instruksi profesional yang mungkin dan etika internasional," kata Vidler.

Vidler mengatakan komisioner polisi bertanggung jawab karena telah gagal mengendalikan perilaku yang semakin sembrono dari beberapa petugasnya.

Veby sedang dirawat di Eastern Hospital di mana dokter mengatakan dia tidak memerlukan operasi, kata Vania Lijaya, humas KJRI Hong Kong.

Komunitas Majelis Kristen Internasional, gereja Hong Kong yang dihadiri Veby, telah mengunjungi dan merawatnya, kata seorang rekan jamaah yang tidak mau menyebutkan namanya.

Asosiasi Jurnalis Hong Kong juga mengutuk penggunaan kekerasan dan ancaman terhadap jurnalis yang meliput protes anti-pemerintah, dan penembakan proyektil yang melukai jurnalis Indonesia.

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

19 menit lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

19 jam lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

21 jam lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

23 jam lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

1 hari lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

2 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

5 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

5 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

5 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya