Sam Rainsy Siap Pulang ke Kamboja November

Rabu, 11 September 2019 20:00 WIB

Mantan Pemimpin Oposisi Kamboja, Sam Rainsy, saat kunjungan ke kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, 16 April 2018. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh oposisi Kamboja dan pendiri Partai Penyelamat Nasional Kamboja atau CNRP, Sam Rainsy, memastikan akan pulang ke Kamboja pada 9 November 2019 kendati dihadapkan pada setumpuk tuduhan pelanggaran hukum dan ancaman penjara. Rainsy saat ini mengasingkan diri dan tinggal di Paris, Prancis.

Rainsy dalam keterangannya, Sabtu, 7 September 2019, mengatakan sudah 25 tahun memperjuangkan demokrasi di Kamboja dan melawan rezim otoriter yang dipimpin oleh mantan anggota Khmer Merah yang diduga pernah melakukan sejumlah upaya pembantaian dan peradilan terhadapnya. Rainsy sudah memutuskan harus pulang ke Kamboja untuk menyelamatkan dan mengembangkan apa yang sudah dicapainya.

Diantara pencapaian yang diklaim Rainsy adalah seruan aksi protes pertama bagi kebebasan dan keadilan sosial, aksi mogok kerja, mendirikan serikat pekerja dan peletakan dasar partai oposisi parlementer pertama yang mengumpulkan hampir separuh dukungan suara dalam pemilu terakhir saat Partai CNRP masih diperbolehkan mengikuti pemilu.

"Saya memilih 9 November sebagai tanggal kepulangan saya. Itu adalah tanggal kemerdekaan Kamboja dan tanggal runtuhnya tembok Berlin di Jerman, sebuah peristiwa bersejarah untuk memulihkan kebebasan disaksikan mata dunia," kata Rainsy.

Sam Rainsy. (AP Photo/Heng Sinith)

Advertising
Advertising

Menurut Rainsy, sejak 2017 Kamboja terperosok dalam krisis politik serius, dimana pengaruh Cina terhadap Kamboja mulai semakin besar. Ketegangan kawasan pun disebut Rainsy berpotensi semakin memburuk dengan konsekuensi internasional.

"Saya memutuskan untuk pulang dalam upaya menghentikan dan membalikkan kekuatan otoriterianisme ini," kata Rainsy.

Rainsy sangat yakin masyarakat Kamboja yang telah lama menderita dan dibungkam akan bangkit secara besar-besaran dan damai untuk menuntut perubahan demokratis yang tidak terjadi di pemilu karena rezim berkuasa menolak untuk mengadakan pemilu yang sesungguhnya dengan kehadiran partai oposisi.

Dia pun menyerukan kepada seluruh pendukungnya di Kamboja dan negara-negara yang menandatangani Kesepakatan Perdamaian Paris agar melakukan apapun demi mencegah rezim berkuasa di Kamboja menggunakan kekerasan terhadap masyarakat yang menuntut hak dan kebebasan mereka, dimana hal ini dijamin oleh perjanjian internasional.

Berita terkait

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

9 jam lalu

Sikap PDIP dan Demokrat Soal Perlunya Oposisi di Pemerintahan Prabowo

Demokrat menilai perlu ada partai yang menjadi oposisi di pemerintahan baru agar terjadi mekanisme checks and balances.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

1 hari lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

1 hari lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

2 hari lalu

Pengamat Nilai PKS Cenderung Jadi Partai di Luar Pemerintahan

PKS diprediksi bakal menjadi partai di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

3 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

3 hari lalu

Soal Sikap Politik PKS Usai Pilpres 2024, Jubir: Santai Saja

Koordinator Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, mengatakan sikap politik PKS jadi koalisi atau oposisi akan diumumkan jika sudah diputuskan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

6 hari lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

6 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya