Kematian Robert Mugabe, Ucapan Duka Cita Rusia Jadi Kontroversi

Sabtu, 7 September 2019 17:00 WIB

Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dan istrinya berada dalam tahanan tentara militer setelah malam terjadinya kerusuhan yang mencakup pengambilalihan televisi milik negara. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusa Vladimir Putin berduka atas meninggalnya mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, 95 tahun, pada Jumat, 6 September 2019 pagi.

“Banyak peristiwa penting dalam sejarah kontemporer Zimbabwe terkait dengan nama Robert Mugabe. Dia telah memberikan kontribusi pribadi yang besar bagi perjuangan kemerdekaan Zimbabwe dan membangun sejumlah institusi di negara itu,” kata Putin.

Menurut Putin, masyarakat Rusia akan mengingat Mugabe sebagai pendukung yang konsisten dalam mengembangkan hubungan persahabatan antara kedua negara dan sosok yang telah mencapai banyak hal untuk memperkuat kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.

Mantan presiden Zimbabwe Robert Mugabe.[REUTERS]

Sebelumnya Cina juga menyampaikan pernyataan duka cita serupa atas kepergian Mugabe ke alam baka. Namun komentar belasungkawa Cina dan Rusia itu membuat marah orang-orang yang pernah menderita di bawah kekuasaan Mugabe.

Advertising
Advertising

Zimbabwe adalah negara bekas jajahan Inggris dan Mugabe memimpin negara itu selama hampir empat dekade atau persisnya setelah merdeka dari Inggris pada 1980. Mugabe dianggap sebagai pahlawan pembebasan Zimbabwe dari penjajahan, namun dia telah menjadi penjahat yang pernah dilarang memasuki Inggris setelah pemilu pada 2002 dan menanggalkan gelar kehormatannya pada 2008.

“Akan ada emosi campur aduk di Zimbabwe atas berita ini (kematian Mugabe). Kami tentu saja menyatakan belasungkawa kami kepada mereka yang berduka, tetapi kami pun tahu bagi banyak orang dia adalah penghalang untuk masa depan yang lebih baik,” kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan di bawah pemerintahan Mugabe, masyarakat Zimbabwe sangat menderita saat dia malah membuat miskin negara itu.

"Pengunduran Mugabe pada 2017 menandai titik balik dan kami berharap hari ini menandai yang lain yang memungkinkan Zimbabwe untuk beralih dari warisan masa lalu dan menjadi negara yang demokratis dan makmur yang menghormati hak asasi manusia warganya,” kata Juru bicara Perdana Menteri Johnson.

Sumber di Kementerian Luar Negeri Inggris mengakui ada emosi campur aduk di Zimbabwe terhadap kematian Mugabe.

MIRROR MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

1 hari lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

4 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

5 hari lalu

Tahapan Mengatasi Rasa Kehilangan, Dari Penyesalan Hingga Penerimaan

Kehilangan orang yang dicintai biasanya disertai dengan beragam emosi yang kompleks. Ini tahapan mengatasi rasa kehilangan

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

6 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya