Lembaga Fitch Turunkan Peringkat Utang Hong Kong

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 6 September 2019 18:00 WIB

Aktivis pro-demokrasi Joshua Wong berpidato di depan orang banyak di luar Dewan Legislatif selama demonstrasi yang menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan menarik RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina 17 Juni 2019. Joshua Wong bersumpah akan bergabung dalam demo besar menuntut pemimpin pro-China; Carrie Lam, untuk mengundurkan diri. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Hong Kong – Lembaga pemeringkat kredit global Fitch Ratings menurunkan peringkat utang jangka panjang Hong Kong dari AA+ menjadi AA.

Ini terjadi setelah salah satu pusat industri keuangan global itu mengalami kerusuhan berkepanjangan.

Sejak Juni 2019, warga Hong Kong menggelar unjuk rasa besar-besaran menolak rencana amandemen legislasi ekstradisi, yang memungkinkan ekstradisi tersangka kriminal ke Cina daratan.

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, akhirnya menarik pengajuan legislasi ini dari parlemen pada Kamis, 5 September 2019.

Menurut Fitch Ratings, outlook kinerja Hong Kong menjadi negatif karena kondisi ini.

Advertising
Advertising

“Fitch berharap prinsip satu negara dengan dua sistem akan terus berlaku di Hong Kong tapi ketidak-puasan publik akan terus terjadi meskipun ada konsesi atas permintaan tertentu dari demonstran,” begitu dilansir Reuters pada Jumat, 6 Jumat 2019.

Pemerintah Hong Kong mengumumkan penarikan legislasi ekstradisi itu dari pembahasan di parlemen pada Kamis kemarin. Padahal, demonstran telah menuntut ini dilakukan sejak Juni 2019. Akibatnya, warga telah berulang kali menggelar demonstrasi besar-besaran, yang kerap berakhir dengan anarkis.

Belakangan warga Hong Kong mulai menuntut penerapan sistem demokrasi secara penuh karena saat ini kepala eksekutif masih ditunjuk oleh Beijing.

Secara terpisah, Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan dia mendiskusikan isu Hong Kong dengan Perdana Menteri Cina, Li Keqiang. Dia menyarankan adanya solusi damai untuk mengembalikan kedamaian di kota ini.

Berbicara bersama Merkel dalam jumpa pers di Beijing, Li mengatakan Cina ingin mencegah kerusuhan lebih lanjut di bekas koloni Inggris itu, yang dilanda demonstrasi besar-besaran sejak Juni lalu. Inggris mengembalikan Hong Kong ke Cina pada 1997.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

5 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

6 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya