Demonstrasi Besar Hong Kong Digelar Sabtu, Polisi Larang

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 29 Agustus 2019 16:31 WIB

Ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan saat melakukan aksi protes dugaan kekerasan seksual oleh petugas polisi saat penahanan para demonstran di Hong Kong, 28 Agustus 2019. REUTERS/Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi Hong Kong melarang rencana demonstrasi besar anti-pemerintah pada Sabtu, 31 Agustus 2019.

Panitia mengatakan polisi beralasan demonstrasi itu bisa mengganggu keselamatan publik. Ini terjadi setelah unjuk rasa pada akhir pekan lalu berakhir dengan bentrok sengit antara demonstran dan polisi menggunakan bom molotov dan gas air mata serta warter cannon.

Polisi mengirim surat kepada organisasi Civil Human Rights Front pada Kamis mengatakan ada kekhawatiran sejumlah peserta unjuk rasa akan melakukan tindakan anarkis dan merusak.

“Demonstran tidak hanya telah menggunakan api, dan pemblokiran jalan besar-besaran tapi juga menggunakan bom bensin, bola besi, tombak, batu, tongkat besi, dan juga berbagai senjata buatan sendiri untuk merusak properti publik dalam skala besar, merusak tatanan sosial dan membuat orang lain terluka,” begitu bunyi isi surat polisi Hong Kong seperti dilansir Channel News Asia pada Kamis, 29 Agustus 2019.

Unjuk rasa pada Sabtu besok akan digelar untuk memperingati lima tahun penolakan Beijing atas Reformasi Politik di Hong Kong. I

Advertising
Advertising

Ini berujung pada aksi unjuk rasa besar-besaran selama 79 hari yang disebut Gerakan Payung. Ini karena massa ramai-ramai membawa payung sambil berunjuk rasa di bawah terik matahari. Aksi payung ini masih berlangsung sampai sekarang.

Organisasi CHRF, yang mengorganisir unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong sejak dua bulan terakhir ini, mengatakan akan mengajukan banding atas putusan polisi ini.

“Anda bisa lihat, arah tindakan polisi semakin meningkat, dan Anda bisa lihat Carrie Lam tidak berniat mengembalikan Hong Kong kembali normal tapi malah berupaya memicu kemarahan publik lewat pengetatan,” kata Jimmy Sham, pemimpin CHRF, kepada media. Carrie adalah kepala eksekutif Hong Kong.

Rencananya unjuk rasa ini akan digelar di pusat kota dan berlanjut dengan pawai menuju kantor perwakilan Cina di Hong Kong. Kedua aksi ini telah dilarang polisi. Unjuk rasa terakhir di depan kantor perwakilan Cina berakhir rusuh dengan demonstran melempari dinding gedung dengan telur dan batu.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

3 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

6 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

6 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

7 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya