Cina Minta Amerika Hentikan Perang Tarif, Bakal Retaliasi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 23 Agustus 2019 07:01 WIB

Presiden Cina Xi Jinping dan Presiden AS Donald Trump di sela KTT G20, di Jepang, 28-29 Juni 2019.[REUTERS]

TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina berharap pemerintah Amerika Serikat bakal menghentikan perang tarif, yang dianggap keliru ini. Kenaikan tarif atas barang impor ini hanya akan memicu eskalasi.

Ini menanggapi rencana pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk mengenakan kenaikan tarif sekitar sepuluh persen untuk impor dari Cina sekitar US$300 miliar atau sekitar Rp4.300 triliun.

Kenaikan tarif ini awalnya akan dilakukan pada 1 September namun ditunda hingga Desember 2019 agar tidak mengganggu musim belanja akhir tahun.

Produk ini berupa barang ritel konsumer seperti ponsel, dan laptop.

“Meskipun AS memutuskan untuk menunda kenaikan tarif untuk produk dari Cina, jika AS menyikapi dengan kasar penolakan Cina ini, dan mengenakan tarif baru, Cin akan terpaksa melakukan retaliasi,” kata Gao Feng, juru bicara kementerian Perdagangan, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 22 Agustus 2019.

Advertising
Advertising

Gao mengatakan tim perdagangan dari kedua pihak terus berhubungan saat ditanya apakah Wakil PM Cina, Liu He, akan berangkat ke Washington untuk putaran negosiasi perdagangan berikutnya dengan AS.

Saat ditanya apakah Washington telah mengangkat isu Hong Kong dengan Cina saat negosiasi perdagangan, Gao merujuk pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang menyatakan Hong Kong adalah bagian dari Cina dan AS tidak perlu intervensi.

“Saya harap sisi AS tetap sesuai dengan kata-katanya,” kata Gao.

Presiden AS, Donald Trump, mengatakan pada akhir pekan lalu bahwa setiap tindakan keras di Hong Kong untuk meredam aksi unjuk rasa seperti yang dilakukan Beijing terhadap gerakan pro-Demokrasi di Lapangan Tiananmen 1989, bakal membuat kesepakatan dagang kedua negara sulit tercapai untuk mengakhiri perang dagang, yang telah berlangsung sejak Juli 2018.

Aksi unjuk rasa di Hong Kong, seperti dilansir Channel News Asia, masih terus berlangsung hingga Rabu kemarin. Warga berunjuk rasa di statiun Yuen Long, yang menjadi lokasi penyerangan sekelompok orang yang diduga preman asal Cina pada Juli. Serangan itu melukai 45 orang, yang kebanyakan adalah warga pengguna kereta api dan sebagian pengunjuk rasa.

Berita terkait

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

18 menit lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

55 menit lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

6 jam lalu

Jadwal Final Piala Thomas 2024 Minggu Sore, Berikut Susunan Pemain Indonesia Lawan Cina

Simak susunan pemain untuk laga final Piala Thomas 2024 antara Cina vs Indonesia yang akan digelar hari ini, Migggu, mulai 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

7 jam lalu

Hasil Final Piala Uber 2024: Tuan Rumah Cina Jadi Juara, Indonesia Runner-up

Ester Nurumi Tri Wardoyo yang turun di partai ketiga kalah melawan He Bing Jiao sehingga Cina yang jadi juara PIala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

21 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

1 hari lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

1 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya