Diskriminasi Gender, Ibu di Jerman Gugat Kelompok Paduan Suara

Minggu, 11 Agustus 2019 14:21 WIB

Paduan Suara Katedral Berlin digugat karena tidak menerima anggota perempuan. Sumber: Global Look / Jan Woitas /rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kelompok paduan suara anak laki-laki di Berlin, Jerman, dituding melakukan diskriminasi gender setelah menolak menerima seorang anak perempuan 9 tahun menjadi anggota. Ibu anak perempuan itu mengajukan gugatan hukum atas hal ini, namun telah ditolak pengadilan.

Dikutip dari rt.com, Minggu, 11 Agustus 2019, identitas ibu dan anak perempuan itu tidak dipublikasi. Sedangkan kelompok paduan suara anak laki-laki yang digugat itu adalah Paduan Suara Katedral Berlin yang sudah berusia lima abad. Ibu anak perempuan itu merasa kelompok paduan suara tersebut tidak mengikuti perkembangan zaman.

Konser Paduan Suara Saint Petersburg membawakan lagu kontroversial di dalam katedral.[east2west news/Mirror.co.uk]

Menurut ibu anak perempuan tersebut, Paduan Suara Katedral Berlin yang memisahkan gender berdasarkan kriteria penerimaan anggotanya dianggap telah menciderai konstitusi Jerman. Dia membawa Paduan Suara Katedral Berlin ke pengadilan karena telah menciderai hak anaknya yang ingin mendapatkan kesempatan yang sama di bawah dukungan negara.

Paduan Suara Katedral Berlin yang sudah terkenal secara internasional tidak pernah punya anggota perempuan dalam 554 tahun secara pauduan suara itu berdiri. Namun paduan suara itu punya kelompok paduan suara perempuan dan putri ibu tersebut boleh bergabung. Sayang, ibu tersebut berkeras kelompok paduan suara perempuan yang dimaksud itu tidak sama levelnya dengan Paduan Suara Katedral Berlin anak laki-laki yang terkenal saat membawakan lagu hasil komposer Felix Mendelssohn.

Advertising
Advertising

Ibu anak perempuan itu berargumen negara harus mengambil langkah untuk membenarkan hal ini. Nama keluarga ibu tersebut sampai sekarang masih dirahasiakan.

Menanggapi gugatan hukum ini, sejumlah direktur Paduan Suara Katedral Berlin mengatakaan keputusan untuk tidak menerima anak perempuan dalam paduan suara ini bukan semata karena gendernya. Anak tersebut sudah pasti akan diterima jika dia memperlihatkan bakat dan motivasi yang bagus.

Pengadilan Berlin dalam sebuah pernyataan mengatakan suara anak laki-laki dan perempuan secara anatomi memiliki suara yang berbeda sehingga Paduan Suara Katedral Berlin boleh mempertahankan sikapnya yang berdasarkan pada kebebasan dasar seni. Putusan pengadilan itu disebut pengacara Susann Bracklein sangat aneh karena kebebasan apa yang dimaksud.

Paduan Suara Katedral Berlin berada di bawah asuhan fakultas seni Universitas Berlin. Pihak kampus telah merekomendasikan anak perempuan itu ke sekolah elit lain bagi musisi muda.

Berita terkait

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

1 hari lalu

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

PLN mengaku berkomitmen menerapkan perlindungan, pencegahan, dan penanganan pelecehan seksual bagi pekerja perempuan di lingkungan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

4 hari lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

5 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

7 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

8 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

9 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

10 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

10 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

11 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya