Potret Serius Shanghai di Cina Kelola Sampah dalam 4 Kategori

Kamis, 1 Agustus 2019 11:01 WIB

Sebuah bangkai sepeda layanan bike-sharing Ofo berada di tempat sampah di desa dekat Beijing, Cina, 22 Desember 2018. Jutaan pengguna layanan bike-sharing Ofo di China menuntut perusahaan untuk mengembalikan deposito mereka. REUTERS/Jason Lee

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Shanghai mulai menjalankan program pemilahan sampah dalam 4 kategori yang bertujuan memangkas tumpukan sampah di kota terbesar di Cina itu, dengan diwarnai kebingungan dan ketidaksiapan otoritas kota menyediakan tempat pembuangan yang layak.

Empat kategori bak sampah yang disediakan masing-masing: sampah kering, sampah basah, daur ulang, dan berbahaya.

Beberapa bulan sebelum program pembuangan sampah dalam 4 kategori ini dijalankan, pemerintah memulainya dengan menjelaskan cara agar sampah dipisahkan dalam 4 kategori.

Kota ini menyumbangkan 9 juta ton sampah rumah tanggah, menurut data tahun 2017 oleh Biro Statistik Shanghai.

Program pemilahan sampah pun tidak mudah untuk diterapkan karena terkait dengan perubahan perilaku.

Advertising
Advertising

"Ini mengenai mengubah perilaku. Lebih mudah mengubah sungai dan gunung daripada manusia,"kata Du Huanzheng, profesior di Universitas Tongji, Shanghai yang bertugas sebagai penasehat dalam program pemilihan sampah.

Seperti yang terjadi pada Zhang yang karena kurang memahami program ini, memilah sampah dengan tangan telanjang.

"Ini menyulitkan. Tangan saya kotor dan tidak ada tempat untuk mencuci tangan saya," kata Zhang.

Sejumlah komentar muncul di media sosial yang menyebut program ini tidak mudah dalam prakteknya. Misalnya, tulang ayam diklasifikasikan sebagai sampah basah, namun tulang bagi dianggap sampah kering. Jamur kering kenyatannya basah, sementara tisu basah sebenarnya sampah kering.

Strategi untuk menyelesaikan masalah ini beredar secara online dengan memberi semacam tips: sampah itu basah jika babi dapat memakannya, dan kering jika tidak, sampah berbahaya jika sampah itu dapat menewaskan babi, namun sampah daur ulang diketahui jika sampah itu bisa dijual untuk mendapatkan uang guna membeli lebih banyak babi.

Sementara, agar anak-anak mudah mengingat aturan ini dan diharapkan untuk meneruskan kepada keluarganya, satu platfor e-commerce Cina menjual boneka klasifikasi sampah, berupa miniatur keranjang sampah dan kartu flash. Dan guru telah diminta untuk memberikan pekerjaan rumah terkait sampah.

Selain itu, pemerintah Cina juga membuat skala warga di Shanghai terkait kepedulian mereka terhadap pemilahan jenis sampah. Warga yang mendapat penghargaan atas kerjanya menangani sampahnya, mendapat hadiah berupa poin yang dapat ditukarkan dengan peralatan rumah tangga seperti deterjen dan payung.

Cina memberlakukan hukuman terhadap warga yang melanggar aturan tentang program pemilahan sampah. Biru Penegakan Hukum dan Manajemen Perkotaan Shanghai, telah menjatuhan sanksi denda kepada 872 orang dalam 30 hari program resmi dijalankan. Kebanyakan pelanggarnnya properti komersila seperti pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran. Sebanyak 74 orang dihukum membayar denda sebesar dari 50 hingga 20 yuan.

Di sisi lain, otoritas di kota itu tidak menyediakan tempat sampah secara lengkap sesuai 4 kategori sampah.

"Saya tidak ada pilihan, saya buang ke keranjang sampah kering," kata Tang Guiqin, pensiunan usia 77 tahun, yang tidak menemukan sampah untuk daur ulang dan bahan berbahaya di dekat rumahnya.

Sementara itu, ada warga yang menyediakan diri sebagai sukarelawan untuk memilah sampah warga. Mereka bekerja dari jam 6 sore hingga jam 8 malam hari.

Bentuk keseriusan Cina memerangi sampah juga ditunjukkan oleh raksasa e-commerce Cina, Alibaba yang baru saja meluncurkan aplikasi telepon pintar untuk membuang sampah sesuai 4 kategori tersebut.

Otoritas Cina di Shanghai juga memberlakukan penjatuhan denda 5 ribu yuan atau sekitar US$ 725 jika menyediakan barang-barang di dalam kamar hotel seperti sikat gigi dan sisir karena dianggap sampah.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

3 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

12 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

15 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

16 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

16 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya