Mahasiswa Protes Confucius Institute Cina di Queensland Australia

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 31 Juli 2019 14:45 WIB

Aksi demonstrasi di Hong Kong kembali berlanjut untuk ke delapan kalinya. pada hari Minggu, 28 Juli 2019.

TEMPO.CO, Queensland - Sekitar 500 orang pengunjuk rasa bakal menggugat perjanjian antara universitas dan organisasi yang didanai pemerintah Cina di Queensland, Australia.

Aksi protes ini bakal digelar di Universitas Queensland setelah terjadi bentrok antara mahasiswa pro-Cina dan pro-Hong Kong di kampus universitas itu pada pekan lalu.

Sejumlah lelaki dari kedua kubu saling serang secara fisik sementara kerumunan massa berteriak “Bebaskan Hong Kong”.

Konsulat Jenderal Cina di Brisbane, Australia, mengeluarkan pernyataan memuji perilaku patriotik spontan yang ditunjukkan mahasiswa Cina pada kerusuhan itu.

“Panitia gerakan protes Rabu ‘Transparency 4 UQ’ mengatakan mereka bekerja sama dengan polisi dan berharap tidak ada tindak kekerasan selama unjuk rasa berlangsung,” begitu dilansir Brisbane Times pada Rabu, 31 Juli 2019.

Advertising
Advertising

Panitia aksi mengatakan gerakan ini terbentuk pasca bentrokan pekan lalu dengan mahasiswa pro Cina. Aksi ini untuk memprotes kesepakatan antara sejumlah universitas di Australia yang mendukung otoritas Beijing soal pengajaran di lembaga yang didanai pemerintah Cina.

Mahasiswa Hong Kong dan Cina daratan bentrok saat demonstrasi di University of Queensland pada hari Rabu.[South China Morning Post]

“Panitia mengatakan UQ tidak membuka ke publik kontrak rahasia terkait Confucius Institute,” begitu dilansir Brisbane Time.

Salah satu poin dalam kontrak yang diteken sejumlah universitas di Australia dan lembaga Hanban, yang mengelola Confucius Institute, menyatakan mereka harus menerima penilaia dari kantor pusat institute soal kualitas pengajaran di pusat-pusat pengajaran ini.

Kontrak ini melibatkan University of Queensland, Griffith University, La Trobe University, dan Charles Darwin University.

Manajemen Universitas Queensland mengatakan kontrak dengan Hanban telah berakhir pada April. Saat ini proses renegosiasi persayaratan sedang berlangsung. Ini mencakup otoritas universitas bisa memantau proyek dan mata kuliah yang diajarkan oleh Confucius Institute.

Manajemen Griffith University, La Trobe dan CDU mengatakan mereka mengaku manajemen Hanban tidak mengintervensi otonomi di kampus.

Isu Hong Kong ramai diberitakan berbagai media internasional terkait gerakan demokrasi di sana untuk menolak amandemen legislasi ekstradisi. Warga Hong Kong merasa khawatir legislasi ini akan membuat mereka rawan terkena ekstradisi ke Cina dan menjalani proses persidangan yang tidak transparan dan adil.

Seperti dilansir Reuters, aksi unjuk rasa ini berlangsung sejak Juni 2019 setiap pekan dan kerap berlangsung rusuh. Belakangan Cina mengatakan akan mengirim tentara ke Hong Kong setelah kantor perwakilan Beijing di daerah semiotonom itu dicoret-coret pengunjuk rasa dua pekan lalu.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

4 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

5 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

5 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

6 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

7 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

9 jam lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya