3 Poin Menarik dari Negosiasi Damai Amerika dan Taliban

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 27 Juli 2019 12:33 WIB

Pemimpin Taliban Afganistan di kantor pusatnya di Doha Qatar. [EXPRESS TRIBUNE]

TEMPO.CO, Doha – Pejabat perwakilan Amerika Serikat dan Taliban menggelar pertemuan di Doha, Qatar, untuk pertemuan ketujuh sejak Oktober 2018.

Pertemuan ini merupakan proses negosiasi untuk mengakhiri perang di Afganistan, yang telah berlangsung selama 18 tahun.

Pertemuan ini membicarakan sejumlah hal pada Sabtu, 29 Juni 2019, seperti jaminan Taliban untuk tidak mengizinkan milisi menggunakan Afganistan untuk menyerang ke luar negara. Isu lainnya adalah penarikan pasukan AS dan NATO serta dialog intra-Afganistan serta gencatan senjata permanen.

Militer AS menjatuhkan pemerintahan Taliban lewat invasi militer pada 2001. Ini karena Taliban dituding menampung dan melindung milisi Al-Qaeda, yang dituding bertanggung jawab atas serangan 11 September terhadap Gedung WTC.

Berikut ini tiga poin menarik dari proses negosiasi ini:

  1. Negosiasi

Taliban tidak mau berdialog dengan pemerintah Afganistan karena menganggap Kabul sebagai boneka AS dan tidak memiliki kekuatan nyata sehingga tidak memiliki legitimasi.

Advertising
Advertising

Taliban beranggapan sejak digulingkan AS pada 2001 maka negara berada dalam pendudukan pasukan asing. Jika Taliban berdialog dengan pemerintahan Afganistan maka kelompok ini menganggap sebagai bentuk pemberitan legitimasi.

Duta Besar AS untuk Afganistan, Zalmay Khalilzad, mengatakan kemajuan negosiasi damai dibutuhkan pada pertemuan keenam. Ini karena konflik di Afganistan terus terjadi dan banyak warga sipil tewas.

  1. Poin Negosiasi

Zalmay Khalilzad, yang pernah menjadi dubes AS untuk PBB dan Afganistan, memimpin delegasi AS dalam pembicaraan damai di Doha, Qatar.

Taliban diwakili Sher Mohammad Abbas Stanikzai, yang menjadi kepala politik Taliban, dan Mullah Abdul Ghani Baradar, yang menjadi salah satu pendiri Taliban.

Taliban meminta penarikan pasukan AS dari Afganistan. Sedangkan AS meminta Taliban tidak mengizinkan kelompok teror internasional berlindung di Afganistan.

Ada pembicaraan untuk mengimplementasikan gencatan secara di seluruh Afganistan. Taliban hanya mau mendukung ini jika ada pengumuman penarikan pasukan AS dengan jadwal yang jelas.

  1. Hambatan

Kesepakatan damai bisa terwujud jika kedua pihak bersikap fleksibel dan bersedia memberi konsesi.

“Saya kira tahapan berikutnya yaitu pembicaraan internal Afganistan akan menjadi proses yang lebih menantang dibandingkan pembicaraan antara AS dan Taliban.

Hambatan lainnya adalah ada sejumlah faksi di dalam internal Taliban yang bisa memiliki pandangan berbeda mengenai kesepakatan damai ini. Lalu, penolakan pemerintahan Afganistan yang didukung etnis Tajiks dan Hazara juga bisa menghambat tercapainya kesepakatan damai.

Determinasi Presiden Amerika, Donald Trump, untuk menarik pasukan dari Afganistan menjadi faktor yang memungkinkan kesepakatan dengan Taliban bisa tercapai.

Berita terkait

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

1 hari lalu

10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

4 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

4 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

7 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

7 hari lalu

6 Kampus Bersejarah Lokasi Demo Bela Palestina di Amerika

Demo bela Palestina terjadi di sejumlah kampus Amerika. Polisi negara sekutu Israel itu bertindak represif.

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

8 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

10 hari lalu

ByteDance Pilih Tutup TikTok di AS jika Opsi Hukum Gagal

TikTok berharap memenangkan gugatan hukum untuk memblokir undang-undang yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

11 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

13 hari lalu

Deretan Aktris Korea Selatan yang Menikah Dengan Chaebol

Kisah cinta dengan kalangan chaebol juga dialami sejumlah aktris Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

14 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya