Setengah Juta Warga Tokyo Diimbau Kerja di Rumah Selama Olimpiade

Rabu, 17 Juli 2019 21:00 WIB

Penumpang menaiki kereta yang penuh sesak di sebuah stasiun di Kawasaki, Jepang, 14 Juni 2017. REUTERS/Kim Kyung-Hoon

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jepang mengimbau setengah juta orang di Tokyo agar kerja di rumah untuk menghindari kepadatan transportasi selama Olimpiade 2020.

Tercatat 20 juta orang lebih menggunakan transportasi umum di Tokyo setiap hari, dan dikhawatirkan kedatangan 600.000 pengunjung ke Olimpiade dan Paralimpiade akan membebani sistem transportasi kota yang terkenal padat.

CNN melaporkan, 17 Juli 2019, sebagai upaya untuk mencegah kekacauan perjalanan, pemerintah Jepang telah meluncurkan skema "Telework", di mana jumlah karyawan yang sama dengan perkiraan pengunjung, diimbau untuk bekerja dari rumah setidaknya selama dua minggu sejak 24 Juli.

Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI) berharap bahwa lebih dari 600.000 pekerja dari 3.000 perusahaan akan ikut serta dalam uji coba.

Sistem metro Tokyo terkenal sibuk, di mana rata-rata 3,64 juta penumpang melewati Stasiun Shinjuku setiap hari, yang dinobatkan sebagai stasiun tersibuk di dunia oleh Guinness World Records dan memiliki lebih dari 200 pintu keluar. Tokyo adalah rumah bagi hampir 38 juta orang dan daerah metropolitan terpadat di Bumi.

Advertising
Advertising

Kerumunan penumpang kerumunan di stasiun Sendai, utara Jepang,22 November, 2016. Layanan kereta ditunda setelah diguncang gempa di pesisir Jepang. AP

Pada bulan Juli, data Google menunjukkan Jalur Chuo Tokyo menjadi salah satu jalur transit paling padat di dunia, dan situasinya tidak jauh lebih baik di bagian lain kota. Pada jalur kereta api dan kereta bawah tanah, operator kereta api telah dikenal mempekerjakan "oshiya" atau pendorong, yang ditugaskan untuk mendorong penumpang dan tas di dalam gerbong yang penuh sesak.

Para ahli telah mengangkat keprihatinan serius tentang dampak Olimpiade, yang akan diselenggarakan mulai 24 Juli hingga 9 Agustus 2020, dan Paralimpiade berikutnya yang berakhir pada 6 September.

Azuma Taguchi, seorang profesor Universitas Chuo yang telah mempelajari masalah kepadatan transportasi, mengatakan pada bulan November bahwa kereta api dapat mencapai kapasitas 200 persen pada masa puncaknya, menurut laporan Reuters.

"Namun ada kemungkinan jumlah itu bisa meningkat satu setengah kali selama Olimpiade," katanya, memperingatkan bahwa sistem kereta bawah tanah Tokyo akan lumpuh jika mencapai kapasitas 300 persen.

50.000 lebih karyawan dari Fujitsu dan lebih dari 10.000 pekerja dari NEC akan bergabung dengan skema pemerintah, yang telah diujicobakan pada skala yang lebih kecil sejak 2017. Ricoh akan menutup kantor pusatnya untuk memungkinkan 2.000 karyawan bekerja dari jarak jauh.

Menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang, 63.000 orang di Tokyo ikut uji coba Telework Olimpiade 2020 pertama pada tahun 2017, namun jumlahnya melonjak menjadi 300.000 orang dari 1.682 organisasi pada tahun 2018.

Berita terkait

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

7 jam lalu

Top 3 Dunia; Gedung Putih Sebut Tel Aviv Siap-siap Serang Rafah

Top 3 dunia, di urutan pertama berita tentang Pemerintah Israel yang bersikukuh akan menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

18 jam lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

1 hari lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

1 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

1 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

2 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

2 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

2 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya