Amal Clooney Kecewa Ada Pimpinan Negara Angkat Bahu Soal Jurnalis

Kamis, 11 Juli 2019 11:16 WIB

Pengacara hak asasi manusia internasional, Amal Clooney, berbicara saat konferensi "Pers di Balik Jeruji: Meruntuhkan Keadilan dan Demokrasi" dalam Majelis Umum PBB ke-73 di kantor pusat PBB, Amerika Serikat, Jumat, 28 September 2018. AP

TEMPO.CO, Inggris - Duta kebebasan pers dan pengacara Amal Clooney menganggap para pemimpin negara kurang proaktif dalam menegakkan kebebasan pers. Dalam panelnya di Media Freedom Conference 2019, perempuan yang juga istri dari aktor George Clooney itu menganggap para pemimpin negara kerap angkat bahu jika dihadapkan dengan kasus kebebasan pers.

Baca: Amal Clooney Kritik Donald Trump di Konferensi Kebebasan Pers

"Banyak jurnalis meninggal bukan karena perang saja, tapi lantaran mereka mengungkap kejahatan dan korupsi yang berkaitan dengan kepentingan publik," ujar Amal Clooney di Printworks, London, Rabu malam, 10 Juli 2019. Kasus kebebasan pers mencapai salah satu kondisi terburuknya tahun lalu menurut UNESCO, International Federation of Journalist (IFJ), dan Committee to Protect Journalist (CPJ).

UNESCO dan IFJ mengungkapkan, pada akhir 2018 ada lebih dari 90 wartawan tewas dibunuh karena menjalankan tugas jurnalistik mereka. Sementara itu, CPJ, mengumumkan kurang lebih 251 jurnalis ditangkap dalam tugas di tahun 2018.

Salah satu kasus kebebasan pers yang menjadi sorotan tahun lalu adalah pembunuhan jurnalis The Washington Post asal Saudi, Jamal Khashoggi. Dia sempat menghilang secara misterius ketika berkunjung konsulat Arab Saudi di Istanbul Turki. Belakangan, diketahui bahwa Jamal Khashoggi dibunuh karena liputan-liputannya yang kritis perihal pemerintahan Arab Saudi.

Advertising
Advertising

Tak hanya kasus Jamal Khashoggi yang menjadi perhatian di tahun 2018. Penangkapan dua jurnalis Reuters asal Myanmar, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo juga menjadi topik hangat perihal kebebasan pers. Keduanya sempat ditangkap dan divonis tujuh tahun penjara karena dianggap telah melanggar aturan kerahasiaan negara saat meliput pembantaian Rohingya.

Baca juga: Amal Clooney Ditunjuk Sebagai Duta Kebebasan Media

Media Freedom Conference 2019, yang diselenggarakan dari 10 - 11 Juli 2019, merupakan langkah Pemerintah Inggris dan Kanada untuk mengangkat kembali isu kebebasan pers atau kekerasan terhadap wartawan kembali ke permukaan. Berbagai perusahaan media, praktis media, pemangku kepentingan, dan duta kebebasan pers seperti Amal Clooney diundang untuk bersama-sama mencari solusi atas masalah kebebasan pers.

Amal Clooney melanjutkan, sikap "mana tahu" dari berbagai pemimpin negara membuat kasus-kasus kebebasan pers tidak tertangani hingga tuntas. Bahkan, dia mengklaim banyak pembunuh jurnalis masih melangkah bebas hingga saat ini.

Agar kasus kebebasan pers seperti pembunuhan terhadap jurnalis bisa ditekan, Amal Clooney meminta berbagai pemimpin negara untuk mulai aktif menegakkan kebebasan pers. Hal itu, menurut dia, tak terkecuali memberikan tekanan diplomatik terhadap negara-negara tetangga yang memperlakukan jurnalisnya dengan kejam.

"Pidato tidak cukup untuk menyelesaikan perkara kekerasan terhadap jurnalis. Ketika kasus kekerasan terhadap jurnalis terjadi, pemimpin negara harus berani mendorong investigasi atas masalah yang terjadi dan menuntaskannya," ujar Amal Clooney yang tidak lupa bagaimana kasus Jamal Khashoggi sempat didiamkan untuk beberapa waktu.

Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, mengomentari pernyataan Clooney perihal pemerintah kerap lepas tangan perihal kasus kebebasan pers. Hunt, yang menjadi kandidat perdana menteri baru Inggris, tidak menyangkal pernyataan Clooney. Dia menyatakan bahwa pemerintah Inggris akan berupaya agar apa yang ditakutkan Amal Clooney tidak berkelanjutan.

Sekretaris Negara untuk Urusan Luar Negeri Inggris, Jeremy Hunt, memberikan pandangannya soal pentingnya kebebasan pers di Media Freedom Conference 2019, London, Inggris, Rabu malam, 10 Juli 2019. TEMPO | Istman MP

Beberapa inisiatif dan program, kata Hunt, mulai disiapkan untuk melindungi pekerja media dengan besar anggaran mencapai 600 ribu Poundsterling atau setara Rp 10,6 miliar. Inisiatif tersebut meliputi pendampingin hukum hingga pelatihan jurnalistik. "Kebebasan pers adalah nilai universal untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Kekuasaan yang absolut dikhawatirkan akan menjadi kekuasan yang korup," menurut Hunt.

Yang menarik, bagimana respons Jeremy Hunt ketika seorang wartawan menyinggung sikap Inggris terhadap Saudi mengingat mereka ada di balik kasus Jamal Khashoggi dan menjadi tuan rumah pertemuan G-20. Alih-alih menunjukkan sikap tegas seperti keinginan Amal Clooney, James Hunt memberikan jawaban aman.

Menurut Hunt, ada banyak urusan penting yang membuat Inggris masih berkomunikasi dengan Arab Saudi. Dan di satu sisi, G20 akan lebih membahas isu ekonomi dibandingkan kebebasan pers. "Pada beberapa situasi, mungkin tepat untuk langsung memberikan pernyataan publik. Namun, ada juga situasi yang harus menggunakan pendekatan privat. Hal yang terpenting, ada niat dan upaya," ujar Hunt.

Berita terkait

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

2 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

3 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

19 hari lalu

Bocoran Memo Internal New York Times Soal Gaza: Tak Boleh Menulis kata Genosida hingga Pendudukan

The New York Times menginstruksikan para jurnalis yang meliput serangan Israel di Gaza untuk membatasi penggunaan istilah genosida hingga pendudukan

Baca Selengkapnya

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

23 hari lalu

Tak Ada Kata Libur Lebaran Bagi 7 Profesi Ini, Petugas Kesehatan sampai Pemadam Kebakaran

Ada beberapa profesi yang tidak bisa mengenal libur lebaran, selain tenaga kesehatan dan pemadam kebakaran, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

24 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

26 hari lalu

Kasus 3 Anggota TNI Aniaya Jurnalis di Maluku Utara, Danlanal Ternate: Copot Jabatan juga Sanksi

Jurnalis itu dianiaya tiga anggota TNI AL setelah memberitakan penangkapan kapal bermuatan bahan bakar minyak jenis Dexlite.

Baca Selengkapnya

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

26 hari lalu

Top 3 Hukum: OPM Klaim TNI-Polri Tembak Mati Komandannya, Gedung The Tribrata Dharmawangsa Dikelola Perusahaan Milik Tersangka Timah

Juru bicara TPNPB-OPM mengatakan penembakan terhadap anggotanya terjadi ketika korban sedang mendulang emas dan tanpa perlawanan.

Baca Selengkapnya

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

27 hari lalu

Kasus 3 Tentara Aniaya Jurnalis, TNI AL Ternate: yang Paling Bertanggung Jawab Komandan

Komandan Pangkalan TNI AL Ternate Letkol Ridwan Aziz menanggapi kasus penganiayaan seorang jurnalis di Halmahera Selatan, Maluku Utara, Sukandi Ali.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

28 hari lalu

Penganiayaan Jurnalis oleh 3 Anggota TNI AL Dipicu Berita Penangkapan Kapal Pengangkut Minyak Milik Ditpolairud Polda Malut

Direktur Polairud Polda Malut membantah bahwa kapal pengangkut minyak milik mereka ditangkap KRI milik TNI AL. Berbuntut penganiayaan jurnalis.

Baca Selengkapnya