Demi Keamanan, Tunisia Larang Penggunaan Cadar

Sabtu, 6 Juli 2019 14:00 WIB

Puluhan wanita muslim yang tergabung dalam kelompok Kvinder i Dialog melakukan aksi protes penolakan peraturan larangan penggunaan cadar di Copenhagen, Denmark, Jumat, 10 Agustus 2018. RITZAU SCANPIX/Martin Sylvest via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Tunisia Youssef Chahed menerbitkan larangan perempuan di negara itu memakai niqab atau cadar di tempat-tempat umum. Keputusan itu diambil menyusul pengetatan keamanan di penjuru Tunisia.

"Perdana Menteri Chahed telah menandatangani dekrit yang melarang siapa pun menutup wajahnya saat mengakses kantor-kantor pemerintahan. Ini demi alasan keamanan," kata seorang sumber, Jumat, 5 Juli 2019.

Dikutip dari aljazeera.com, Sabtu, 6 Juli 2019, keputusan larang memakai cadar dilakukan di tengah-tengah pengetatan keamanan Tunisia menyusul kejadian dua pengeboman bunuh diri di ibu kota Tunis pada 27 Juni 2019. Serangan bom bunuh diri itu menewaskan dua orang dan tujuh orang luka-luka.

Baca juga:Ini 11 Negara yang Melarang Pemakaian Cadar dan Burqa

Santriwati mengenakan cadar saat mengikuti pawai peringatan Hari Santri Nasional di Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat, 19 Oktober 2018. Hari Santri Nasional dirayakan pada 22 Oktober mendatang. ANTARA/Syifa Yulinnas

Advertising
Advertising

Baca juga:Gaya Cadar yang Digunakan Tiara Dewi, Pink Berhiaskan Manik-manik

Sejumlah saksi mata mengatakan satu pelaku bom bunuh diri itu memakai cadar. Namun Kementerian Dalam Negeri Tunisia menyangkal hal ini dengan mengatakan dalang pembom bunuh diri meledakkan diri sendiri untuk menghindari penangkapan.

Serangan bom bunuh diri pada 27 Juni itu adalah yang ketiga kali dalam sepekan itu dan terjadi saat jumlah kunjungan wisatawan ke Tunisia mencapai puncaknya menyusul persiapan negara itu menggelar pemilu parlemen. Kelompok radikal ISIS mengklaim serangan tiga serangan teror yang terjadi dalam tempo seminggu.

Sebelumnya pada 2011 perempuan Tunisia diizinkan lagi memakai niqab atau cadar setelah puluhan tahun dilarang di bawah pemerintahan mantan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali dan Habib Bourguiba yang menolak segala bentuk pakaian Islam. Pada Februari 2014, Kementerian Dalam Negeri Tunisia menginstruksikan kepolisian Tunisia agar mengawasi penggunaan cadar sebagai bagian dari upaya memberantas terorisme dan menghindari penyalah gunaan cadar.

Beberapa negara di Eropa, Afrika dan Asia telah melarang penggunaan cadar atau burqa yang menutupi hampir seluruh wajah karena alasan keamanan. Tunisia sendiri sedang berjuang memerangi kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah pinggir negara itu dekat perbatasan Tunisia - Al-Jazair menyusul tergulingnya mantan Presiden Ben Ali.

Berita terkait

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

14 hari lalu

Temuan Mortir Buatan Yugoslavia di Kalideres, Polisi: Masih Aktif

Mortir itu ditemukan oleh seorang warga Kamal, Kalideres yang hendak mencuci kaki di keran air depan rumahnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

14 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

15 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

17 hari lalu

TPNPB Kembali Tuding TNI Jatuhkan Bom di Papua Demi Selamatkan Pilot Susi Air

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) kembali menuding TNI melakukan pengeboman untuk menyelamatkan pilot Susi Air

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

31 hari lalu

AS Dilaporkan Setujui Penjualan Ribuan Bom ke Israel ketika Tujuh Relawan WCK Tewas

Gedung Putih menyetujui penjualan senjata baru ke Israel ketika pada hari yang sama sekutu dekat AS itu membunuh tujuh relawan WCK di Gaza

Baca Selengkapnya

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

36 hari lalu

AS Diam-diam Kembali Setujui Pengiriman Bom dan Pesawat Tempur Senilai Miliaran Dolar ke Israel

The Washington Post melaporkan Amerika Serikat telah mengizinkan pengiriman bom dan pesawat tempur senilai miliaran dolar ke Israel.

Baca Selengkapnya

Pengeboman Rumah Ketua KPPS di Pamekasan karena Pelaku Curiga Anak Korban jadi Cepu

24 Februari 2024

Pengeboman Rumah Ketua KPPS di Pamekasan karena Pelaku Curiga Anak Korban jadi Cepu

Polisi bantah ada motif politik di balik pengeboman rumah ketua KPPS di salah satu desa di Pamekasan

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Pengeboman Rumah Ketua KPPS Pamekasan

24 Februari 2024

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Pengeboman Rumah Ketua KPPS Pamekasan

Polisi mengungkap motif pengeboman di rumah Ketua KPPS Pamekasan

Baca Selengkapnya

WSJ: AS Tetap Kirim Senjata dan Bom ke Israel, Meski Biden Dorong Gencatan Senjata di Gaza

17 Februari 2024

WSJ: AS Tetap Kirim Senjata dan Bom ke Israel, Meski Biden Dorong Gencatan Senjata di Gaza

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden sedang bersiap mengirim bom dan senjata lain ke Israel untuk menambah persenjataan militernya.

Baca Selengkapnya

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kepada Pelajar Indonesia di Tunisia: Nikmati Belajar

8 Februari 2024

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono kepada Pelajar Indonesia di Tunisia: Nikmati Belajar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan tidak cukup hanya pintar, tetapi juga harus benar.

Baca Selengkapnya