Pasukan Khalifa Haftar Serang Drone Turki di Bandara Libya

Senin, 1 Juli 2019 09:30 WIB

Seorang pejuang yang loyal kepada pemerintah Libya yang didukung PBB (GNA) menembakkan senapan 105 mm recoilless gun selama bentrokan dengan pasukan yang setia kepada Khalifa Haftar di pinggiran Tripoli, Libya 25 Mei 2019. Pasukan yang setia kepada Pemerintah Libya yang didukung PBB dilakukan serangan balasan terhadap komandan timur Libya (LNA) komandan timur Khalifa Haftar pada Sabtu (25 Mei) ketika pertempuran untuk ibukota yang dikepung itu meningkat. [REUTERS / Goran Tomasevic]

TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan pemberontak Libya pimpinan Jenderal Khalifa Haftar menembak jatuh drone Turki yang sedang terparkir di Bandara Tripoli pada Ahad kemarin.

Komandan loyalis Haftar juga menyatakan mobilisasi umum ketika ketegangan antara Turki dan pemerintah Libya timur meningkat.

Baca juga: Pasukan Libya Sita Rudal Presisi Milik Cina dari Pemberontak

Pasukan Haftar mengatakan mereka menyerang drone dalam serangan udara di Bandara Mitiga, untuk membalas Turki atas dukungannya terhadap pemerintah Libya yang diakui internasional di Tripoli. Bandara ditutup setelah serangan tetapi kemudian dibuka kembali, menurut situs webnya, mengutip laporan Reuters, 1 Juli 2019.

Mereka juga mengatakan bahwa mereka telah menangkap dua orang Turki di kota minyak timur laut Ajdabiya.

Advertising
Advertising

Baca juga: Serang Ibu Kota Libya, PBB Sebut Khalifa Haftar Mau Kudeta

Aguila Saleh, Kepala Dewan Perwakilan yang berpusat di timur yang beraliansi dengan Haftar, mengumumkan mobilisasi umum, kata seorang juru bicara. Tidak ada detail lebih lanjut tentang mobilisasi ini.

Menteri luar negeri Turki sebelumnya menuduh pendukung Haftar menangkap enam warganya, dan memperingatkan bahwa pasukan timur akan menjadi target yang sah Turki jika warganya tidak segera dibebaskan.

Sebuah kendaraan yang terbakar milik pasukan timur yang dipimpin oleh Khalifa Haftar, terlihat di Gharyan, selatan Tripoli, Libya 27 Juni 2019. [REUTERS / Ismail Zitouny]

Pasukan Nasional Libya (LNA) Haftar meluncurkan kampanye militer pada 4 April untuk merebut ibu kota Libya, tetapi dipukul mundur oleh pasukan pemerintah Tripoli yang didukung oleh Turki.

Haftar dan para pendukungnya mengatakan mereka berusaha membebaskan Tripoli dari milisi yang mereka tuduh mengganggu kestabilan Libya sejak jatuhnya Muammar Gaddafi dalam pemberontakan yang didukung NATO pada tahun 2011.

Baca juga: Saudi Diduga Biayai Jenderal Haftar untuk Serang Ibu Kota Libya

Para kritikus Haftar termasuk Turki menuduhnya berusaha merebut kekuasaan dari pemerintah yang sah melalui kekerasan dan memperdalam konflik antara faksi-faksi yang bermarkas di timur dan barat Libya.

Pemerintah Haftar memutuskan semua hubungan dengan Turki pada hari Jumat, melarang penerbangan dan kapal-kapal dari Libya timur. Pemerintah Haftar juga melarang perusahaan Turki, impor dan bahkan simbol Turki pada Ahad.

Baca juga: 4 Fakta Konflik Perang Saudara di Libya

Turki dilaporkan telah memasok drone dan truk untuk pasukan Perdana Menteri Tripoli yang didukung Barat, Fayez al-Serraj, sementara Tentara Nasional Libya (LNA) pimpinan Khalifa Haftar telah menerima dukungan dari Uni Emirat Arab dan Mesir.

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

3 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

3 hari lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

3 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

3 hari lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

9 hari lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

11 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

11 hari lalu

Jumlah dan Jenis Senjata Iran yang Digunakan Saat Serang Israel

Iran meluncurkan 320 hingga 350 senjata yang membawa bahan peledak seberat total 85 ton ke Israel pada Sabtu dinihari, 13 April 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

12 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya