Presiden Sri Lanka Perpanjang Status Darurat

Sabtu, 22 Juni 2019 16:14 WIB

Presiden Sri Lanka, Maithripala Sirisena. Sumber: Reuters/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sri Lanka pada Sabtu, 22 Juni 2019, memperpanjang status darurat negara itu hingga satu bulan ke depan. Status darurat diberlakukan setelah terjadi serangan teror pada hari Paskah yang menewaskan 258 orang.

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena mengatakan ada kepentingan publik dengan diberlakukannya status ini dan akan mengajukan ketentuan undang-undang keamanan publik sehingga status ini bisa diperpanjang.

Status dararut memungkinkan para penegak hukum seperti aparat kepolisian dan keamanan Sri Lanka melakukan penangkapan dan penahanan pada terduga pelaku kejahatan. Sejak terjadinya serangan teror pada April 2019, sudah lebih dari 100 orang, termasuk 10 perempuan, ditahan oleh otoritas berwenang Sri Lanka.

Petugas polisi menggeledah tas umat Budha di pintu masuk kuil Kelaniya saat akan merayakan Hari Raya Waisak, di Kolombo, Sri Lanka, 18 Mei 2019. Usai terjadinya aksi teror saat Paskah, massa Anti-Muslim juga melakukan aksi kekerasan dengan membakar dan merusaka tempat ibadah umat Muslim di bulan Ramadan. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

Status darurat ini seharusnya habis pada Sabtu, 22 Juni 2019, tetapi bisa diperpanjang hingga satu bulan berikutnya dan anggota parlemen Sri Lanka harus melakukan ratifikasi dalam tempo 10 hari.

Advertising
Advertising

Sebelumnya pada akhir Mei lalu, Sirisena mengatakan pada para diplomat dari Australia, Kanada, Jepang, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa bahwa situasi negaranya sudah 99 persen kembali normal. Dia pun meyakinkan pada para diplomat bahwa pasukan keamanan Sri Lanka telah menahan mereka yang terlibat dalam serangan teror di tiga gereja dan tiga hotel bintang lima pada hari Paskah April lalu.

Akan tetapi pada Sabtu, 22 Juni 2019, Presiden Sirisena memperpanjang status darurat negaranya. Tidak ada alasan dari pemerintah mengapa status ini diperpanjang. Situasi keamanan di ibu kota Kolombo pun masih diperketat.

Presiden Sirisena menyalahkan kelompok garis keras lokal atas serangan teror April lalu yang juga diklaim oleh kelompok Islamic State (ISIS). Di dalam negerinya, Presiden Sirisena dikritik karena dianggap telah gagal menindak lanjuti laporan intelijen India kalau sejumlah kelompok garis keras berencana menyerang beberapa gereja dan target lain di Sri Lanka.

Berita terkait

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

5 hari lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

6 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

7 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

8 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

10 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

12 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

19 hari lalu

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

Pilot cadangan AU Israel yang turut menjatuhkan ratusan drone dan rudal Iran ke Israel menyebut sebagai misi paling rumit

Baca Selengkapnya

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

19 hari lalu

Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli

Baca Selengkapnya