Cina Ancam Hentikan Pengiriman Logam Tanah Jarang ke AS

Senin, 17 Juni 2019 20:00 WIB

Sampel mineral rare earth dari kiri ke kanan: Cerium oxide, Bastnasite, Neodymium oxide dan Lanthanum, dalam gambar yang diambil selama tur fasilitas Molycorp's Mountain Pass Rare Earth, California, 29 Juni 2015.[REUTERS/David Becker]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Cina mengancam akan menghentikan pengiriman material logam tanah jarang bagi negara-negara yang menggunakannya untuk menghambat pertumbuhan Cina.

Menurut laporan surat kabar milik pemerintah Cina Global Times pada Senin, 17 Juni 2019, juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Cina (NDRC) Meng Wei menyatakan, bahwa Cina tetap menjunjung tinggi sistem pasar bebas, namun mereka menentang negara-negara yang melawan aturan-aturan pasar bebas dan merusak hubungan perdagangan industri dunia.

Meng juga menyatakan bahwa pembatasan ekspor material logam tanah jarang adalah metode efektif untuk meningkatkan kualitas industri tanah jarang Cina.

Baca juga: Embargo Logam Rare Earth Cina Mengancam Produksi F-35 AS

Meskipun negara yang dimaksud tidak disebutkan secara spesifik, langkah ini dapat dipandang sebagai bagian dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Cina. Pemerintah Cina telah memberikan sinyal pembatasan ekspor material tanah jarang ke AS.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Presiden Cina Xi Jinping telah mengunjungi sebuah fasilitas pengolahan tanah jarang di Ganzhou pada 20 mei, sedangkan menurut Global Times, pada 28 Mei seorang juru bicara NDRC menyatakan rakyat Cina tidak akan senang apabila ekspor logam tanah jarang Cina digunakan untuk membatasi pembangunan Cina.

Presiden Cina Xi Jinping saat acara makan siang bersama dengan Presiden Donald Trump setelah pertemuan KTT G20 di Buenos Aires, Argentina, 1 Desember 2018. REUTERS/Kevin Lamarque

Pernyataan ini dikeluarkan setelah pemerintah AS menetapkan tarif tinggi bagi produk-produk buatan Cina, dan melarang penggunaan produk telekomunikasi Huawei dalam jaringan komunikasi AS.

Material tanah jarang atau rare earth adalah 17 jenis elemen logam yang memiliki konsentrasi rendah di dalam tanah. Logam tanah jarang digunakan untuk berbagai macam produk, mulai dari baterai mobil listrik hingga laser dan mesin jet. Material tanah jarang sendiri tersebar di seluruh dunia, namun sulit untuk diolah dan saat ini Cina adalah produsen material tanah langka terbesar di dunia.

Baca juga: Komponen iPhone hingga Rudal, Berikut 6 Fakta Logam Tanah Jarang

AS sendiri bergantung pada pasokan material tanah jarang dari Cina. Gedung Putih belum memberikan komentar terkait ancaman pembatasan ekspor logam tanah jarang Cina.

Reuters melaporkan, antara tahun 2014 hingga 2017 80 persen logam tanah jarang yang digunakan Amerika Serikat diimpor dari Cina, sementara Cina menguasai 71 persen output olahan logam tanah jarang dunia.


RISANDA ADHI PRATAMA | GLOBAL TIMES | REUTERS

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

9 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

9 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

10 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya