Dikira Tak Lulus Ujian Akhir, Remaja di India Bunuh Diri

Senin, 3 Juni 2019 07:00 WIB

Anamika Arutla, 17 tahun, remaja asal India, nekad bunuh diri setelah diberitahu dia tidak lulus ujian akhir. Sumber: mirror.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Anamika Arutla, 17 tahun, remaja asal India, nekad bunuh diri setelah diberitahu dia tidak lulus ujian akhir. Kematiannya membuat patah hati keluarga besarnya karena setelah di cek ulang lembar jawaban ujiannya, Arutla sebenarnya lulus ujian akhir sekolah.

Dikutip dari mirror.co.uk, Minggu, 2 Juni 2019, adalah murid kelas 11 di sekolah National Cadet Corps (NCC). Dia menjadi satu dari total 26 murid yang bunuh diri setelah pengumuman ujian akhir sekolah dan mendapati mereka tak lulus.

Arutla dinyatakan lulus ujian akhir sekolah pada Sabtu, 1 Juni 2019 atau 44 hari setelah dia meninggal karena bunuh diri. Seorang guru telah mencek ulang lembar-lembar jawabannya. Tidak diinformasikan bagaimana Arutla mengakhiri hidupnya.

Baca juga:KPAI Usulkan Soal UN untuk Sekolah Darurat Dibedakan

Anamika Arutla, 17 tahun, remaja asal India, nekad bunuh diri setelah diberitahu dia tidak lulus ujian akhir. sumber: mirror.co.uk

Advertising
Advertising

Baca juga:Mendikbud : UNBK Sudah Hapus 99 Persen Praktik Kecurangan

Arutla mengakhiri hidupnya di rumah neneknya di Bansilalpet, Secunderabad, India pada 18 April lalu atau pada hari yang sama saat Telangana Board of Intermediate Education mengumumkan secara online hasil ujian akhir sekolah.

Dalam situs itu terlihat, Arutla mendapatkan nilai 20 dari total 100 untuk mata pelajaran bahasa daerah Telugu. Kakak Arutla mengunggah lembar jawaban adiknya setelah dilakukan pengecekan ulang dan menemukan kalau Arutla sebenarnya mendapat nilai 48 (bukan 20) sehingga dengan total nilai mata pelajaran lain, dia dinyatakan lulus.

Temuan ini membuat keluarga Arutla marah dan menyuarakan kekecewaan mereka ke media sehingga tersiar ke penjuru India.

"Saya rasa ini bukan Arutla yang mengambil nyawanya sendiri, tapi jelas sebuah tindak pembunuhan oleh pemerintah," kata Udaya, kakak Arutla yang satu tahun lebih tua darinya.

Dalam kolom di surat kabar Filter Kaapi Udaya menulis adikanya adalah sosok pemberani, dimana hal ini pun diakui oleh gurunya.

Arutla mendapatkan nilai 64 untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, 55 untuk Ekonomi, 67 untuk Ilmu Sipil dan 75 untuk mata pelajaran perdagangan.
Udaya mengatakan saat dia mendalami nilai-nilai yang diperoleh oleh adiknya, dia menyadari ada sejumlah kesalahan. Sayangnya, Arutla tak sabar menunggu pengungkapan kesalahan tersebut yang berdampak pada nilai ujian akhirnya.

Berita terkait

Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

3 jam lalu

Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

Pemicu depresi dan bunuh diri veteran perang AS beragam, di antaranya lama hidup jauh dari rumah, pasangan, dan anak -- situasi yang membuat stres.

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

3 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

3 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

3 hari lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

4 hari lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya