Ken Wyatt, Menteri Aborigin Pertama Australia Dilantik

Kamis, 30 Mei 2019 15:30 WIB

Ken Wyatt, menteri Aborigin pertama di kabinet Australia.[The Australian]

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Scott Morrison melantik menteri Aborigin pertama Australia pada Rabu kemarin.

Ken Wyatt, adalah pria Aborigin Australia pertama yang menjabat di kabinet federal, dan pribumi Australia pertama yang menjabat sebagai Menteri Urusan Pribumi Australia.

Seperti dikutip dari CNN, 30 Mei 2019, Ken Wyatt hadir dalam upacara pelantikan mengenakan booka, mantel tradisional Aborigin dari kulit kangguru yang melambangkan kepemimpinan. Dia mendapat tepuk tangan hangat dari rekan kabinetnya.

Baca juga: PM Scott Morrison Umumkan Susunan Kabinet Australia

Wyatt pernah menjadi seorang guru sekolah dasar. Dia mengawali karir pemerintahan di Departemen sebelum menjadi orang Aborigin Australia pertama yang terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada tahun 2010.

Advertising
Advertising

"Ketika saya masih kecil, saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan duduk sebagai menteri kabinet," kata Wyatt.

Gubernur Jenderal Peter Cosgrove (kanan) memberi selamat kepada Menteri untuk Urusan Pribumi Australia Ken Wyatt selama upacara pengambilan sumpah di Kantor Pemerintah di Canberra pada 29 Mei 2019.[ABC]

Baru bulan lalu, keponakannya Ben Wyatt juga mencetak sejarahnya sendiri, menurut laporan SBS.

Ben menjadi bendahara pertama untuk urusan kearifan lokal pribumi di negara bagian atau pemerintah federal, sebagai bagian dari administrasi Buruh Australia Barat yang akan datang.

Baca juga: PM Scott Morrison Berdoa ke Gereja Usai Menang Pemilu Australia

"Ben menjadi bendahara Adat pertama adalah prestasi luar biasa dari satu keluarga," kata Ken.

Ken Wyatt berasal dari barisan panjang pegawai negeri terkemuka dan pemimpin Aborigin.

Sepupunya, Cedric Wyatt, ayah Ben, dan Brian Wyatt memimpin sejumlah bidang dalam urusan Aborigin termasuk hak milik asli dan layanan hukum.

Ken Wyatt setelah upacara pelantikan di Government House di Canberra.[SBS]

Usai pelantikan, Ken Wyatt memaparkan garis besar program kementeriannya.

"Australia harus melanjutkan secara perlahan dan mantap pada pengakuan konstitusional masyarakat adat atau negara tersebut akan menghadapi situasi, di mana masalah tersebut akan jatuh dari agenda selama 30 tahun lagi," kata Ken Wyatt, dikutip dari The West.

Dia mengatakan jika masalah pengakuan konstitusional yang tergesa-gesa akan berisiko jatuh ke dalam situasi yang mirip dengan ketika referendum tentang Australia menjadi republik pada tahun 1999, dan yang belum ditinjau kembali sejak kekalahan itu.

Baca juga: Menang, Scott Morrison Berterima Kasih kepada Queensland

"Jika kita pergi sebelum waktunya, kita kehilangan peluang yang bisa hilang selama 30 hingga 40 tahun," kata Ken Wyatt kepada The West Australian kemarin.

"Saya tidak ingin melihatnya terburu-buru, gagal dan tidak akan dibangkitkan selama beberapa dekade," paparnya.

Warga Aborigin Australia tidak mendapatkan hak untuk memilih sampai tahun 1962. Diperkirakan sekitar 798.400 orang Aborigin dan penduduk pribumi Torres Straits tinggal di Australia pada tahun 2016.

Berita terkait

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

4 jam lalu

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

Prabowo disinyalir membentuk kabinet gemuk, bagaimana perbandingan dengan presiden sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

11 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

12 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

23 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

1 hari lalu

Muhammadiyah Klaim Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo soal Kursi Menteri

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti menanggapi soal jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

1 hari lalu

Soal Pesan Luhut ke Prabowo, Pengamat Sebut 'Orang Toxic' Bisa Menyasar Siapapun

Menurut Adi, menteri toxic yang dimaksud Luhut bisa menjadi racun bagi presiden dan merugikan pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

2 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

3 hari lalu

Akui Dapat Tawaran Menteri, Khofifah Pilih Maju Jadi Gubernur Jatim lagi

Khofifah menyatakan bakal kembali maju menjadi calon Gubernur Jawa Timur di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya