PBB: Resiko Senjata Nuklir Saat Ini Tertinggi Sejak PD II
Reporter
Non Koresponden
Editor
Maria Rita Hasugian
Rabu, 22 Mei 2019 20:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PBB meminta dunia menyikapi secara serius tentang resiko penggunaan senjata nuklir yang saat ini berada di level tertinggi sejak Perang Dunia II.
Direktur Institut untuk Penelitian Perlucutan Senjata PBB, Renata Dawn mengatakan, semua negara yang memiliki senjata nuklir telah memiliki program modernisasi yang sedang berlangsung dan lanskap pengendalian senjata mengalami perubahan, sebagian karena persaingan strategis antara Cina dan Amerika Serikat.
Baca juga: 9 Negara Pemilik Senjata Nuklir, Siapa Terbanyak?
Selain itu, pengaturan pengendalian senjata tradisional terkikis oleh kemunculan jenis perang yang baru, ditandai dengan meningkatnya prevalensi kelompok bersenjata dan pasukan sektor swasta serta teknologi baru yang mengaburkan batas antara pelanggaran dan pertahanan.
"Saya pikir hal ini benar-benar seruan untuk mengakui__ dan ini sepertinya lolos dari liputan media tentang isu-isu ini__bahwa resiko perang nuklir sangat tinggi saat ini, dan resiko penggunaan senjata nuklir, untuk beberapa faktor saya tunjukkan, sekarang lebih tinggi daripada sejak Perang Dunia II," kata Dwan di Jenewa, Swiss seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 22 Mei 2019.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Soal Negara Pemilik Senjata Nuklir
Dwan mengatakan, dunia tidak seharusnya mengabaikan bahaya senjata nuklir.
Perjanjian perlucutan senjata yang tertunda selama 2 dekade, kini telah ditandatangani 122 negara. Perjanjian yang isinya melarang penggunaan senjata nuklir, sejauh ini telah mengumpulkan 23 dari 50 ratifikasi yang perlu untuk diberlakukan termasuk di Afrika Selatan, Austria, Thailand, Vietnam, dan Meksiko. Sayangnya perjanjian ini ditolak ditandatangani oleh AS, Rusia, dan beberapa negara lainnya.