Pemerintah Melarang, Aksi Menentang AS di Pakistan Tetap Marak

Reporter

Editor

Jumat, 22 Agustus 2003 08:58 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Unjuk rasa menentang serangan Amerika Serikat ke Afganistan tak juga surut meski sejak Jumat (19/10) pagi, pinggiran kota menjelang masuk Kota Peshawar sudah dikelilingi kawat berduri. Ratusan aparat keamanan dengan senjata lengkap tampak di berbagai sudut kota, terutama disejumlah instalasi militer. Sejumlah ruas jalan ditutup tentara dan dijaga panser.

Sejak beberapa hari lalu tersebar kabar akan ada demo besar-besaran menentang AS oleh Jamaat-I-Islami. Rencana unjuk rasa itu tak mendapat restu Gubernur provinsi North-Western Frontier (NWFP), meski pengurusnya sudah meminta izin. Karena itu menjelang salat Jumat, aparat memblokir jalan, beberapa ruas diantaranya dengan kawat berduri.

Di Taman Ali Jinnah hampir seribu aparat keamanan membarikade taman sepanjang setengah kilometer itu. Bahkan di pojoknya tampak tumpukan pasir dengan senjata mesin yang siap memberondong. Begitu juga benteng Bala Khan, dibarikade sekelilingnya oleh aparat keamanan. Tapi Massa di depan taman itu tak juga menyerah. Kawat berduri itu disingkirkan. Mereka lalu membangun podium kecil, tempat massa berkumpul.

Setelah orasi kecil dan teriakan “sabiluna.sabiluna..Al-jihad-AlJihad.” Tiap kelompok sekitar 5 ribu orang jalan beriringan, menuju pusat demonstrasi Jalan Khyber Bazzar, dekat Soekarno Square. Sepanjang jalan sejauh empat kilometer, mereka teriak-teriak mengecam Amerika, Israel, Bush dan Musharraf. Membawa bendera Pakistan, kain berlambang Partai Jamiat-I-Islami dan mengusung foto Usamah bin Ladin.

Di Khyber Bazzar, lebih dari lima puluh ribu sudah berkumpul usai salat Jumat di Masjid Mahabbat, dekat pasar itu. Dua buah truk trailer saling beradu pantat di pinggirnya dibuka lalu di atasnya diberi karpet, dan kursi di belakangnya, jadilah podium tempat pidato. Demonstrasi itu besar karena tampil ketua Jamiat-I-Islami, Qazi Hussain Ahmad.

Ini tampilan kedua Qazi Hussain, setelah di Karachi pekan lalu. Padahal Qazi Hussain masih dalam cekal aparat keamanan, seperti halnya, Maulana Fazlur Rahman dan Maulana Sami ul Haq. Rupanya kabar pasukan AS sudah sampai di selatan Afganistan yang memicu para tokoh itu tetap tampil membakar massa untuk berjihad. “Sabiluna.sabiluna..al Jihad. Al Jihad,”teriak massa.

Advertising
Advertising

Dalam demo itu setiap penceramah mengecam kebijakan Presiden Pakistan, Jenderal Pervez Musharraf yang mau menjadi kacung AS untuk menyerang Afghnistan. “Kita warga Pakistan, dengan prinsip La..ilah haillah menolak Musharraf,”kata Qazi Hussain. “Turunkan Musharraf yang mengikuti perintah kafir Amerika,”kata Qazi. Demo yang berlangsung hampir empat jam itu berakhir damai. Qazi dengan penjagaan ketat segera dilarikan dengan mobil Toyota Twin Cam warna perak. (Ahmad Taufik –Majalah Tempo)

Berita terkait

Waskita Karya jadi Anak Usaha Hutama Karya per September 2024, Begini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

45 detik lalu

Waskita Karya jadi Anak Usaha Hutama Karya per September 2024, Begini Penjelasan Stafsus Erick Thohir

Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga berharap konsolidasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dengan PT Hutama Karya (HK) akan rampung per September 2024.

Baca Selengkapnya

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

4 menit lalu

Bukan Bata, Ini Kisah Pilu Bung Hatta Gagal Dapatkan Sepatu Merek Ini hingga Meninggal

Bung Hatta sejak lama mengidamkan sepatu merek Bally. Namun, keinginannya tersebut tidak pernah terealisasi sampai ia meninggal.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Indonesia Desak Polisi Bebaskan Pelajar Nabire yang Ditangkap Usai Perayaan Kelulusan

9 menit lalu

Amnesty International Indonesia Desak Polisi Bebaskan Pelajar Nabire yang Ditangkap Usai Perayaan Kelulusan

Amnesty International Indonesia juga mendesak pemerintah, untuk memastikan hak-hak dasar seluruh individu di Tanah Papua.

Baca Selengkapnya

Penambahan Kursi Kabinet Jadi 41 Menteri Disebut Cuma Habiskan Anggaran

11 menit lalu

Penambahan Kursi Kabinet Jadi 41 Menteri Disebut Cuma Habiskan Anggaran

Sudah ada aturan yang mengatur bahwa maksimal jumlah yang ditetapkan ialah 34 menteri dan kementerian.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

13 menit lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

23 menit lalu

Info Terkini Gempa M5,1 di Laut Guncang Bali dan NTB, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan di dalam lempeng.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

25 menit lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

27 menit lalu

Kenalkan Selokan Legendaris Van Der Wijck, Sleman Terbitkan Prangko Khusus

Selokan Van Der Wijck berperan penting menjamin irigasi di Sleman, Yigyakarta. Dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII berkuasa.

Baca Selengkapnya

Prabowo Tambah 40 Kementerian, Kata Pakar Hukum hingga Wapres Ma'ruf Amin

27 menit lalu

Prabowo Tambah 40 Kementerian, Kata Pakar Hukum hingga Wapres Ma'ruf Amin

Presiden terpilih Prabowo Subianto disebut berencana menambah jumlah kementerian di kabinetnya menjadi 40.

Baca Selengkapnya

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

27 menit lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya