Serang Ibu Kota Libya, PBB Sebut Khalifa Haftar Mau Kudeta

Selasa, 16 April 2019 15:30 WIB

Jenderal Khalifa Haftar dari Kota Benghazi, bekas anak buah pemimpin Libya, Moammar Gaddafi. Middle East Monitor

TEMPO.CO, Jakarta - PBB mengatakan komandan pemerintah Libya timur, Jenderal Khalifa Haftar, ingin mengkudeta pemerintahan PM Fayez al-Serraj dengan menyerang ibu kota Tripoli.

Tentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Haftar, maju ke pinggiran Tripoli hampir dua minggu yang lalu, dan merebut daerah itu dalam dua hari.

Namun, pemerintah Serraj yang diakui secara internasional telah berhasil meredam perlawanan Haftar di pinggiran selatan, sebagian besar berkat kelompok-kelompok bersenjata yang bergegas membantu mereka dari berbagai faksi Libya barat.

Khalifa Haftar, seorang mantan jenderal berusia 75 tahun era almarhum diktator Muammar Gaddafi, telah membangun jumlah pasukan dan mengintensifkan serangan udara dalam kampanye yang ia klaim untuk memulihkan ketertiban dan membasmi teroris.

Baca: Saudi Diduga Biayai Jenderal Haftar untuk Serang Ibu Kota Libya

Advertising
Advertising

Tapi utusan PBB untuk Libya Ghassan Salame, seperti dikutip dari Reuters, 16 April 2019, mengatakan keputusan Haftar untuk menyerang dan memerintahkan penangkapan pejabat tinggi Tripoli terdengar lebih seperti kudeta daripada kontra-terorisme.

Pihak Haftar mengkonfirmasi bahwa surat perintah tersebut telah dikeluarkan dan pemerintah Serraj mengatakan bahwa surat itu langsung ditolak.

Anggota militer Misrata, di bawah perlindungan pasukan Tripoli mempersiapkan kendaraan militernya saat bersiap-siap menuju garis depan di Tripoli, Libya, 8 April 2019. REUTERS/Hani Amara

Salame, yang rencananya menggelar konferensi rekonsiliasi nasional minggu ini, harus membatalkannya karena pertempuran.

Dia berharap kedua belah pihak akan menyadari dalam beberapa hari mendatang bahwa tidak ada yang dapat mencapai kemenangan militer.

Baca: PBB Catat 121 Orang Tewas dalam Perang Sipil di Libya

"Kami sebenarnya berada dalam kebuntuan militer sejak delapan hari, atau sembilan hari," kata Salame, menambahkan bahwa kedua pihak telah melakukan masing-masing 30 serangan udara namun tidak mengubah situasi di darat.

Serangan udara dan baku tembak telah menghantam infrastruktur sipil dan rumah-rumah penduduk, terutama di selatan Tripoli di mana pasukan Khalifa Haftar berusaha menembus pertahanan pemerintahan Libya yang didukung PBB.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

1 hari lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

2 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

2 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

3 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

3 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

3 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

3 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

5 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

5 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya