Dewan Militer Sudan Dibentuk, Massa Tetap Teriak Revolusi

Jumat, 12 April 2019 19:05 WIB

Para demonstran Sudan meneriakkan slogan-slogan menuntut Presiden Sudan Omar Al Bashir untuk mundur, di luar kementerian pertahanan di Khartoum pada 9 April 2019 [Reuters]

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pertahanan Sudan mengumumkan darurat negara dan membentuk dewan militer transisi setelah militer melengserkan Presiden Omar al-Bashir.

Jenderal Awad Mohamed Ahmed bin Auf mengatakan dalam siaran televisi, bahwa militer akan membentuk dewan militer transisi pemerintahan selama dua tahun.

Jenderal Auf mengumumkan darurat negara selama itga bulan, gencatan senjata di seluruh negeri, dan menunda konstitusi, seperti dikutip dari Daily Mail, 12 April 2019.

Baca: Presiden Sudan Dilengserkan Militer, Jadi Tahanan Rumah

Dia juga mengumumkan wilayah udara Sudan ditutup selama 24 jam dan perbatasan ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Advertising
Advertising

Sementara Bashir, kata Auf, ditahan di tempat yang aman. Sumber mengatakan Bashir ditahan di istana kepresidenan dengan pengamanan ketat.

Menteri Pertahanan Sudan Awad Mohamed Ahmed Ibn Auf membuat pengumuman di televisi pemerintah.[The National]

Namun demonstrasi tetap digelar di jalan-jalan ibu kota Khartoum.

Massa yang tadinya senang Omar al-Bashir lengser, kini khawatir militer mengambil alih negara.

Jenderal Omar Zain al Abideen mengatakan militer mengikuti kehendak rakyat dan berada pada sisi rakyat.

"Kami adalah pelindung keinginan rakyat. Kami tidak rakus akan kekuasaan," katanya, dikutip dari Sky News.

Dia menambahkan militer ingin membimbing negara maju dan bertindak sebagai alat untuk perubahan atas keinginan massa.

Dewan militer berjanji tidak akan mengganggu pemerintah baru, dengan mengatakan pihaknya memperkirakan masa transisi paling lama dua tahun.

Ketua dewan militer mengatakan bahwa pemerintah baru mana pun akan berasal dari warga sipil dan bahwa partai yang berkuasa di negara itu akan diberi kebebasan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan yang direncanakan.

Mereka telah menolak keputusan untuk membentuk dewan militer transisi dan bersumpah untuk melanjutkan protes sampai pemerintah sipil didirikan.

Para pengunjuk rasa di luar kementerian pertahanan meneriakkan, "Mereka menyingkirkan seorang pencuri dan membawa seorang pencuri!" dan "Revolusi! Revolusi!"

Presiden Sudan Omar Hassan Al Bashir menyampaikan pidato di dalam Parlemen di Khartoum, Sudan 1 April 2019. [REUTERS / Mohamed Nureldin Abdallah]

Jenderal Awad Mohamed Ahmed Ibn Auf, yang memimpin kudeta, dikenakan sanksi oleh Departemen Keuangan AS sejak 2007 karena mendukung dan mengelola milisi yang dituduh melakukan genosida dalam konflik Darfur di Sudan.

Ibn Auf termasuk di antara pejabat Sudan lainnya yang masuk pada daftar sanksi AS karena perannya dalam pertumpahan darah di wilayah barat Darfur.

Baca: Serukan Damai, Paus Fransiskus Cium Kaki Presiden Sudan Selatan

Pada 2007, Departemen Keuangan AS memblokir aset Ibn Auf bersama dengan dua pejabat Sudan lainnya karena peran mereka dalam memicu kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di Darfur.

Sementara Omar al-Bashir telah didakwa oleh Mahkamah Kejahatan Internasional di Den Haag dan menghadapi penangkapan atas tuduhan genosida di wilayah Darfur Sudan, selama pemberontakan yang dimulai pada tahun 2003 dan menyebabkan kematian sekitar 300.000 orang.

Berita terkait

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

9 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

12 hari lalu

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

13 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan Rp 30 Miliar ke Palestina dan Sudan

29 hari lalu

Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan Rp 30 Miliar ke Palestina dan Sudan

Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan pemerintah untuk Palestina dan Sudan.

Baca Selengkapnya

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

33 hari lalu

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

IPC menemukan hampir lima juta warga Sudan mengalami kelaparan karena dampak perang dan anjloknya produksi sereal

Baca Selengkapnya

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

37 hari lalu

Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?

Baca Selengkapnya

BNPB Kirim Bantuan untuk Palestina dan Sudan: Masing-masing Rp 15,49 Miliar

37 hari lalu

BNPB Kirim Bantuan untuk Palestina dan Sudan: Masing-masing Rp 15,49 Miliar

Bantuan yang akan diberikan dari BNPB untuk Palestina dan Sudan, akan sampai pekan depan. Bantuan diambil dari dana siap pakai BNPB.

Baca Selengkapnya

Indonesia Beri Bantuan Kesehatan Senilai 1 Juta Dolar untuk Palestina dan Sudan

37 hari lalu

Indonesia Beri Bantuan Kesehatan Senilai 1 Juta Dolar untuk Palestina dan Sudan

Kesepakatan pemberian bantuan untuk Palestina dan Sudan dilakukan setelah pembahasan yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait.

Baca Selengkapnya

Sudan Apresiasi Peran Baznas di Timur Tengah, Siap Kerja Sama Multibidang

42 hari lalu

Sudan Apresiasi Peran Baznas di Timur Tengah, Siap Kerja Sama Multibidang

Kesempatan kerja sama antara lain di bidang dakwah, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan dan pengembangan institusi perzakatan.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata di Sudan sebelum Ramadan

55 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata di Sudan sebelum Ramadan

Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata dalam konflik di Sudan sebelum bulan suci Ramadan.

Baca Selengkapnya