Valentine, Anak Muda di Australia Tak Banyak Beli Bunga

Kamis, 14 Februari 2019 19:00 WIB

Dengan zaman yang sudah berkembang, para penjual di Australia harus mulai mengasah persaingan secara online. Sumber: ABC South East SA: Lucy Robinson/abc.net.au

TEMPO.CO, Jakarta - Tanggal 14 Februari biasanya menjadi hari yang menegangkan bagi Dianne Williams pemilik toko bunga dan sejumlah toko hadiah di selatan Australia. Pada hari itu, dia biasanya bekerja pagi-pagi sekali sampai malam hari hingga bunga-bunga pesanan dikirim. Namun kesibukan itu sekarang menurun signifikan.

“Dibanding 10 – 15 tahun lalu, banyak sekali perubahan. Ini adalah perbedaan yang sangat nyata,” kata Williams seperti dikutip dari abc.net.au, Kamis, 14 Februari 2019.

Menurut Williams, konsumen anak-anak muda yang berbelanja di tokonya untuk hari Valentine berkurang secara dramatis. Perubahan ini mulai terasa sejak lima tahun lalu atau saat media sosial mulai naik daun.

Baca: Menjelang Valentine, Penjualan Bunga di Turki Mencapai Rp 6,6 T

Anak-anak muda zaman sekarang lebih suka mencari buket bunga yang tak biasa dengan kombinasi bunga-bunga berwarna gelap, seperti bunga lili nanas, anthurium, dan bunga lili oriental. Sumber: Alice McDonald/abc.net.au

Advertising
Advertising

Baca: 4 Cara Cristiano Ronaldo Rayakan Valentine dengan Pasangannya

Sepi pelanggan pada hari Valentine juga dirasakan oleh pengusaha bunga Annegret Zaccardo, yang sudah 20 tahun mengelola toko bunga. Dia mengaku tak banyak konsumen anak-anak muda yang datang ke tokonya untuk membeli bunga di hari kasih sayang pada tahun ini.

“Saya melihat lebih banyak orang dewasa datang, ketimbang anak-anak muda. Umumnya yang datang membeli bunga para suami berusia 30 tahun-an, 40 atau 50 tahun,” ujarnya.

Selain menerima order lewat telepon atau konsumen yang datang langsung, Zaccardo dan Williams sama-sama menawarkan penjualan bunga secara online mengikuti perkembangan zaman. Bunga mawar adalah jenis bunga paling laris yang dipesan setiap Valentine.

Ketua Asosiasi Pengusaha Bunga Australia, Jason Nealon mengatakan secara umum penjualan bunga meningkat, namun memang tak banyak anak-anak muda yang membeli bunga. Secara tradisional, pemilik toko bunga masih menggantungkan penjualan lewat konsumen yang datang langsung atau order lewat telepon. Dengan zaman yang sudah berkembang, para penjual bunga didorong mulai mengasah persaingan secara online.

Selain menggenjot penjualan secara online, untuk mengaet pasar anak-anak muda, Alice McDonald, penjual bunga, mengatakan para penjual bunga sekarang juga harus melakukan terobosan. Sebab anak-anak muda zaman sekarang lebih suka mencari buket bunga yang tak biasa dengan kombinasi bunga-bunga berwarna gelap, seperti bunga lili nanas, anthurium, dan bunga lili oriental, dimana jenis bunga ini telah menjadi beberapa bunga terlaris saat ini.

Berita terkait

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

3 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

7 hari lalu

Kota Paling Harum di Dunia Ini Ada di Yunani

Menurut studi HAYPP, Athena, ibukota Yunani menduduki peringkat pertama kota yang memiliki aroma paling harum

Baca Selengkapnya

10 Bunga Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai 60 Miliar

14 hari lalu

10 Bunga Paling Mahal di Dunia, Ada yang Mencapai 60 Miliar

Berikut ini eretan bunga paling mahal di dunia, ada yang dikembangkan selama 15 tahun dan harganya mencapai Rp60 miliar.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

17 hari lalu

Kurs Rupiah Ditutup Menguat Hari Ini, Meski Belum Lepas dari Rp 16 Ribu

Kurs rupiah ditutup menguat ke level Rp 16.179 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Rp 18 Ribu, Naik Jadi Rp 1.324.000 per Gram

23 hari lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Melesat Rp 18 Ribu, Naik Jadi Rp 1.324.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini Jumat, 12 April 2024 kembali melesat Rp 18 ribu. Berdasarkan laman resmi Logam Mulia, harga emas Antam per 1 gram ada pada level Rp 1.324.000.

Baca Selengkapnya

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

25 hari lalu

Penjualan Ritel Daihatsu pada Maret 2024 Naik 17 Persen

Pada Maret 2024, penjualan ritel Daihatsu tercatat mencapai 17.352 unit atau naik sekitar 17,1 persen dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

KAI Service Siapkan Program Selama Masa Lebaran, Ada Penjualan Paket Hampers

26 hari lalu

KAI Service Siapkan Program Selama Masa Lebaran, Ada Penjualan Paket Hampers

KAI Service dari unit Reska Catering menyediakan paket hampers Lebaran dengan menu legendaris, yang menjadi signature kereta dan Loko Cafe.

Baca Selengkapnya

KPPU Selidiki Tren Kenaikan Harga Tiket Menjelang Ramadan

30 hari lalu

KPPU Selidiki Tren Kenaikan Harga Tiket Menjelang Ramadan

KPPU tengah mengidentifikasi penjualan tiket sub-class dengan harga paling tinggi selama 7 hari, sebelum dan setelah lebaran.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.256.000 per Gram

33 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Rp 1.256.000 per Gram

Harga emas PT Aneka Tambang atau harga emas Antam masih melanjutkan tren kenaikan dalam perdagangan Selasa, 2 April 2024.

Baca Selengkapnya