Perang Dagang, Amerika Serikat - Cina Memulai Perundingan
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 14 Februari 2019 16:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Tim negosiator dari Cina dan Amerika Serikat memulai perundingan di ibu kota Beijing untuk mengakhiri perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu. Kantor berita Xinhua pada Kamis, 14 Februari 2019 mewartakan Wakil Perdana Menteri Liu He telah bertemu delegasi Perdagangan Amerika Serikat, Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Amerika Serikat Steven Mnuchin.
Amerika Serikat sebelumnya telah mengancam akan menaikkan tarif 20 persen terhadap barang-barang masuk dari Cina ke Amerika Serikat, yang sebelumnya sebesar 10 persen. Kenaikan tarif bea masuk barang itu akan diberlakukan jika Beijing tak mau menyetujui tuntutan Washington yang meminta Cina mengubah praktik-praktik dagangnya. Namun pada awal pekan ini, Presiden Donald Trump mengatakan telah memperpanjang tenggat waktu tersebut jika dalam perundingan tingkat tinggi di Beijing tercapai kemajuan.
Baca: 4 Kesepakatan dari Penghentian Sementara Perang Dagang AS-Cina
“Sejauh ini berjalan dengan sangat baik. Kita lihat saja apa yang akan terjadi, tetapi keyakinan saya ini semua akan berjalan mulus. Mereka (Beijing) memperlihatkan sikap hormat yang besar pada kami,” kata Trump, seperti dikutip dari aljazeera.com, Kamis, 14 Februari 2019.
Baca: Alasan AS-Cina Hentikan Perang Dagang Selama 90 Hari
Perundingan yang dilakukan di Beijing ini diharapkan bisa mencapai kesimpulan pada Jumat, 15 Februari 2019. Secara teknis, negosiasi ini dimulai pada level rendah di ke dua negara.
Bursa saham Amerika Serikat mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir dengan harapan tercipta resolusi dalam perang dagang Amerika Serikat – Cina. Pada Rabu, 13 Februari 2019, indek saham S&P menyentuh angka tertinggi dalam 10 bulan terakhir, namun Margaret Yang analis dari CMC Market di Singapura mengatakan saham-saham Amerika Serikat bisa anjlok jika hasil perundingan Washington – Beijing tak memuaskan investor.
Perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina terjadi saat Washington menuding Beijing telah melakukan persaingan dagang yang tidak adil dengan menaikkan hambatan tarif dan mencuri rahasia perusahaan Amerika Serikat untuk memajukan keahlian teknologi perusahaan-perusahaan Cina. Pemerintah Cina sudah bersikap melunak dengan mau membeli lebih banyak barang-barang dari Amerika Serikat, namun menolak melakukan perubahan signifikan pada ekonominya.
Orientasi ekspor cina melambat dan saat ini Beijing ditekan untuk mencegah terjadinya perang dagang dengan Amerika Serikat. Pada Juli 2018 lalu, Amerika Serikat telah memberlakukan 25 persen tarif impor pada barang-barang asal Cina senilai US$ 50 miliar dan 10 persen pada barang-barang Cina seharga US$ 200 miliar. Tindakan Amerika Serikat itu, dibalas oleh Beijing.